Cara Kerja Sistem EFI Pada Mobil + Diagram Kelistrikan
Cara Kerja Sistem EFI Pada Mobil + Diagram
Kelistrikan
Sistem EFI - Pada mesin
bensin, bahan bakar akan dicampurkan terlebih dahulu
sebelum udara masuk ke silinder pada langkah hisap. Untuk melakukan proses ini
kita mengenal komponen bernama karburator. Fungsi karburator adalah untuk
menuangkan bahan bakar sesuai dengan pembukaan katup gas.
Namun karburator ternyata tidak efektif dalam
mencampur bahan bakar karena ketidak akuratan yang dimiliki. Sehingga
menimbulkan missfire dan emisi yang buruk. Untuk mengatasi hal itu, para
enginer otomotif membuat sebuah sistem yang dapat mencampurkan bahan bakar
dengan volume yang akurat.
Sistem ini dinamakan EFI, sistem EFI memanfaatkan
rangkaian elektronika itulah mengapa sistem ini dinamakan Electronic Fuel
Injection (EFI). EFI akan menggantikan fungsi niple jet pada karburator dengan
unit injector yang terletak di intake manifold. Apakah EFI masih menggunakan
karburator ? EFI masih menggunakan karburator, namun fungsinya bukan lagi
pencampur bahan bakar, melainkan untuk throtle body yang akan mengatur RPM
mesin. Sementara untuk cara kerja Sistem EFI tentu berbeda dengan karburator.
Perbedaan
sistem EFI dan Karburator
Dilihat dari bentuk fisik dan performa, tentu
kedua sistem ini memiliki perbedaan. Perbedaan itu antara lain,
1. Cara kerja
Pertama, perbedaan terletak pada cara kerja kedua
sistem ini. Karburator masih menggunakan prinsip mekanikal dan perbedaan
tekanan sedangkan EFI sudah mengusung perhitungan logic.
2. Bentuk
Sementara dari bentuknya, akan terlihat perbedaan
cukup jelas. EFI memiliki komponen yang lebih singkat namun memiliki rangkaian
yang rumit. Sementara karburator memiliki komponen yang mudah dipahami.
Komponen
Sistem EFI
Secara umum, komponen EFI masuk dalam sistem bahan
bakar seperti pada umumnya. Namun ada perbedaan di area kontrol dan aktuator.
Untuk lebih jelas simak nama komponen sistem EFI berikut;
1. Tanki bahan bakar
Pertama, terdapat komponen yang fungsinya untuk
menampung bahan bakar yang akan dijadikan sumber tenaga. Baik mesin bensin atau
diesel komponen ini wajib ada.
2. Pompa bahan bakar
Pompa bahan bakar berfungsi untuk menyalurkan
bahan bakar dari tanki BBM ke sistem EFI. Selain itu, pompa BBM juga berfungsi
untuk membangkitkan tekanan didalam sistem EFI sehingga bahan-bakar dapat
terinjeksi ke dalam intake.
Pompa pada sistem EFI, menggunakan motor sebagai
penggerak utama dan komponen ini biasanya diletakan terendam didalam tanki
bahan bakar. Apakah tidak terbakar saat terjadi percikan arus di pompa
elektronik tersebut ? pompa ini terendam didalam tanki sehingga saat terdapat
percikan api didalam rendaman bahan bakar tidak akan terbakar karena didalam
rendaman bahan bakar tidak terdapat oksigen. Sementara untuk terjadi ledakan
atau pembakaran, perlu bahan-bakar, oksigen, dan pemicu.
3. Relief valve/Pressure Regulator
Komponen ini berfungsi sebagai katup yang akan mengembalikan bahan bakar dari sistem EFI ke tanki. Relief valve akan terbuka saat tekanan maksimal sistem bahan bakar tercapai. Sehingga akan menghindari terjadinya over pressure.
Komponen ini berfungsi sebagai katup yang akan mengembalikan bahan bakar dari sistem EFI ke tanki. Relief valve akan terbuka saat tekanan maksimal sistem bahan bakar tercapai. Sehingga akan menghindari terjadinya over pressure.
4. Fuel Pipe
Fuel pipe berfungsi sebagai selang tempat untuk
menyalurkan bahan bakar dari tanki ke rangkaian EFI. Fuel pipe ini berbahan
plastik dan bersifat getas. Sehingga akan tahan terhadap benturan ringan namun
dapat pecah ketika dibengkokan.
5. Fuel Filter
Komponen selanjutnya, dinamai fuel filter karena
komponen ini akan menyaring bahan bakar dari debu dan partikel kotoran yang
ikut terbawa ke dalam sistem. Fuel filter pada EFI, harus memiliki kemampuan
yang cukup baik. Karena jika terdapat kotoran masuk ke rangkaian EFI, akan
menyumbat injector dan sistem kerja mesin akan terganggu.
Untuk itu, terdapat dua macam filter pada sistem
EFI. Saringan kasar terletak menyatu dengan pompa bahan bakar. Komponen ini
akan menyaring bahan bakar dari kotoran dan partikel berukuran besar. Saringan
kasar tidak perlu dilakukan penggantian sebab saringan ini berbahan baja yang
awet.
Saringan kedua terletak didalam line bahan bakar
yang akan menuju rangkaian EFI. Saringan kedua bersifat lebih halus karena akan
menyaring kotoran berukuran nano dan menyaring air yang terbawa didalam bahan
bakar.
6. Delivery Pipe
Delivery pipe adalah komponen EFI yang berbentuk
seperti pipa yang terletak diatas injector. Komponen ini akan menampung bahan
bakar dari tanki yang dikirimkan melalui fuel pipe. Bahan-bakar didalam
delivery pipe memiliki tekanan tertentu dan saat injector terbuka maka bahan
bakar akan keluar akibat tekanan tersebut.
7. Sensor
Sistem EFI tidak dapat terlepas dari komponen
elektronika. Salah satu komponen elektronika dalam sistem EFI adalah sensor.
Secara umum, sensor berfungsi untuk mendeteksi suatu kondisi atau keadaan.
Beberapa sensor yang ada pada mesin EFI yaitu
IAT
Sensor ini terletak setelah saringan udara,
fungsinya untuk mendeteksi suhu udara yang masuk ke intake manifold.
MAF
MAF juga terletak setelah saringan udara, sensor
ini berfungsi untuk menghitung masa udara yang masuk ke intake berdasarkan aliran
udara.
MAPS
MAPS (Manifold Absolute Pressure Sensor) berfungsi
untuk mendeteksi tingkat kevakuman di intake manifold setelah throtle body.
ECT
ECT (Engine Coolant Temperature) berfungsi untuk
mendeteksi temperature air pendingin pada mesin.
CKP dan CMP
CKP dan CMP merupakan signal sensor yanng
berfungsi untuk mendeteksi RPM mesin dan mendeteksi posisi TOP silinder 1.
TPS
Throtle Position Sensor (TPS) berfungsi untuk
mendeteksi posisi sudut pembukaan katup gas, yang akan dijadikan patokan untuk menentukan
bahan bakar yang diinjeksikan berdasarkan RPM yang diinginkan.
O2S
O2 sensor atau oksigen sensor berfungsi untuk
mengukur kadar oksigen pada gas buang mesin. Kadar oksigen ini akan menunjukan
tingkat emisi yang dihasilkan mesin.
Knock Sensor
Knock sensor berfungsi untuk mendeteksi ketukan
atau knocking yang terjadi pada mesin. Knocking terjadi karena pembakaran yang
tidak sempurna pada mesin.
Untuk mengenal selengkapnya tentang sensor, bisa
membaca Kumpulan
Sensor pada mesin serta penjelasan.
8. ECM (Engine Control Module)
ECM adalah pusat pengendalian elektronik pada
sistem kelistrikan mesin. ECM akan mengendalikan berbagai rangkaian elektrical
mesin dari mulai sistem pengapian, sistem pendingin, dan sistem EFI. ECM
disusun dari berbagai rangkaian IC yang dapat melakukan perhitungan secara
logic. ECM menerima signal dan memberi perintah menggunakan besaran tegangan.
9. Actuator
Actuator berfungsi untuk mengekekusi perintah dari
ECM. Actuator pada sistem EFI meliputi injector dan ISC.
Injector
Injector adalah komponen aktuator yang berfungsi
untuk menyemprotkan bahan bakar kedalam intake manifold. Injector menggunakan
rangkaian solenoid untuk membuka dan menutup noozle. Sehingga fungsi injector
sebenarnya hanya membuka noozle untuk mengeluarkan bahan bakar kedalam intake
manifold. Sementara untuk mengatur lama pembukaan dan timing pembukaan diatur
oleh ECM.
ISC
ISC (Idle Speed Control) adalah komponen elektronika
yang berfungsi untuk mengatur kecepatan idle mesin dengan mengatur suplai udara
di idle port pada throtle body
Cara kerja Sistem EFI
Cara kerja EFi cukup sederhana. Bahan bakar
dipompa melalui pompa bahan bakar dari tanki menuju delivery valve. Kemudian,
ECM akan membuka injector sehingga bahan bakar dapat keluar dari lubang noozle.
Secara rinci, cara kerja sistem EFI meliputi ;
1. Saat Kunci Kontak "on"
Saat kunci kontak berada pada posisi "ON", sistem elektrikal pada mobil akan aktif melalui terhubungnya main relay. Saat ini, ECM akan mengaktifkan fuel pump sehingga saat kunci kontak on, pompa bahan bakar menyala.
Namun, pompa bahan bakar akan menyala dalam selang waktu tertentu. Tujuannya, untuk membangkitkan tekanan bahan bakar didalam rangkaian sistem EFI mencapai 315 - 340 KPa.
Pompa akan otomatis mati saat jelang waktu tertentu. ECM akan mengatur pompa agar dapat mati di sela waktu tertentu. Biasanya digunakan komponen semi konduktor seperti condenser didalam ECM untuk mengatur hal ini.
1. Saat Kunci Kontak "on"
Saat kunci kontak berada pada posisi "ON", sistem elektrikal pada mobil akan aktif melalui terhubungnya main relay. Saat ini, ECM akan mengaktifkan fuel pump sehingga saat kunci kontak on, pompa bahan bakar menyala.
Namun, pompa bahan bakar akan menyala dalam selang waktu tertentu. Tujuannya, untuk membangkitkan tekanan bahan bakar didalam rangkaian sistem EFI mencapai 315 - 340 KPa.
Pompa akan otomatis mati saat jelang waktu tertentu. ECM akan mengatur pompa agar dapat mati di sela waktu tertentu. Biasanya digunakan komponen semi konduktor seperti condenser didalam ECM untuk mengatur hal ini.

Bahan bakar mengalir dari tanki ke delivery pipe sampai tekanan bahan bakar maksimal tercapai. Saat tekanan bahan bakar maksimal tercapai, pressure regulator selaku penjaga tekanan bahan bakar akan membuka saluran return feed. Yang akan mengembalikan bahan bakar kembali ke tanki.
2. Saat Engine Start dan Run
Saat kunci kontak diputar pada posisi START, motor starter akan memutar flywheel dan mengakibatkan engine berputar atau cranking. Sehingga sensor-sensor yang terkait dengan sistem EFI akan bekerja untuk mendeteksi keadaan masing-masing.
Sensor CKP dan CMP akan menginformasikan ke ECM bahwa mesin sedang berputar. Sehingga ECM akan memberi tegangan ke pompa bahan bakar agar tetap hidup selama mesin berputar.

Bahan-bakar kembali dipompa dari tanki menuju delivery pipe sehingga didalam sistem bahan bakar timbul tekanan mencapai 315-340 KPa.
ECM akan memberikan tegangan ke tiap injector dengan waktu sesuai dengan perhitungan ECM sesuai dengan berbagai informasi yang masuk kedalam ECM.
Sehingga, bahan bakar dapat keluar dari lubang injector karena didalam delivery pipe, bahan bakar tersebut memiliki tekanan.
Sensor seperti MAF, IAT, MAP, O2, TPS, akan menjadi acuan ECM dalam menentukan banyaknya bahan bakar yang akan diinjeksikan kedalam intake manifold.
Untuk mengatur jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan, ECM menggunakan pengaturan waktu pembukaan injector. Misal saat injector membuka selama 0,5 detik, maka bahan bakar yang diinjeksikan sedikit. Namun saat injector membuka lebih lama misal 1,0 detik, otomatis bahan bakar yang diinjeksikan juga lebih lama.
3. Pengaturan kecepatan idle
Pada sistem karburator, kita mengenal sekrup ISAS dan IMAS untuk mengatur RPM idle mesin. Di sistem EFI, hal itu sudah tidak diperlukan, karena sistem EFI menggunakan komponen ISC(idle speed control), atau disebut juga IAC (Idle Actuator Control)

ISC bekerja secara otomatis yang dikendalikan oleh ECM. ISC berfungsi sebagai katup yang akan mengatur aliran udara melalui idle port pada throtle body. ISC terdapat pada sistem EFI yang masih menggunakan katup gas pengendali manual atau kawat.
Pada sistem DBW (Drive by wire), komponen ISC tidaj diperlukan. Karena ECM akan mengatur idle speed dari katup gas langsung, dengan kata lain sistem DBW tidak memiliki idle port. Untuk lebih jelas, simak cara kerja sistem Drive-by-wire.
Keuntungan Sistem EFI
Mesin lebih halus, karena campuran bahan-bakar diatur secara logic oleh ECM sehingga mencapai campuran ideal di tiap RPM.
Lebih irit, ECM akan mencegah pemakaian bahan bakar yang berlebih selain itu, sistem EFI lebih tertutup sehingga kerugian bahan bakar akan ditekan.
Lebih ramah lingkungan, sistem EFI menyebabkan pembakaran pada mesin menjadi lebih sempurna. Sehingga gas buang yang dihasilkan juga lebih ramah linkungan.
Tenaga lebih terasa, sistem EFI memiliki berbagai macam sensor yang akan mendeteksi kondisi mesin di berbagai RPM, sehingga perhitungan ECM akurat yang menyebabkan tenaga mesin maksimal.
Kelemahan Sistem EFI
Lebih sensitif, komponen EFI menggunakan rangkaian elektronika. Komponen seperti sensor lebih sensitif terhadap kondisi tertentu. Sehingga bisa berpengaruh pada sistem EFI.
Bisa masuk angin, masuk angin terjadi saat terdapat gelembung udara didalam sistem EFI. Gelembung ini bisa masuk saat bahan bakar kosong atau penggantian filter. Sehingga mesin akan susah start.
Perawatan Ekstra, berbeda dengan karburator yang memiliki komponen yang mudah dipahami. Sistem EFI lebih rumit sehingga perlu perawatan dari teknisi ahli yang menguasai sistem EFI.
MACAM MACAM SISTEM EFI
System EFI dirancang untuk mengukur jumlah angin yang dihisap serta untuk megontrol penginjeksian baan bakar yang sesuai sama. Besarnya angin yang dihisap siukur segera dengan desakan angin dalam intake manifold (D-EFI system) atau mungkin dengan airflow mtr. pada system L-EFI
1) System D-EFI (Manifold Pressure Control Jenis)
System D-EFI Mengukur Desakan angin dalam intake manifold serta lalu
lakukan perhitungan umlah angin yang masuk. Namun lantaran desakan angin serta
jumlah dalam intake manifold tak dalam konvensi yang pas, system D-EFI tak
demikian akurat dibanding dengan system L-EFI.
2) System L-EFI
Dalam System L-EFI, airflow mtr. segera mengukur jumlah angin yang
mengalir lewat intake manifold. Airflow mtr. mengukur jumlah angin dengan
benar-benar akurat, aiatem L-EFI bisa mengontrol penginjeksian bahan bakar
lebih pas dibanding system D-EFI.
3) SUSUSNAN DASAR SISTEM EFI
System EFI bisa dibagi jadi 3 system fungsional yakni : system bahan bakar
(fuel sistem), system induksi angin (air induction sistem), serta system
pengontrol elektronik (electronic control sistem). System EFI terbagi dalam
system injeksi bahan bakar (fuel injection sistem) serta system koreksi injekdi
(injection corrective sistem).
SISTEM BAHAN BAKAR EFI
Bahan bakar disedot dari tangki oleh pompa bahan bakar yang di kirim
dengan desakan ke saringan bahan bakar yang tela disaring di kirim ke injektor
serta cold starter injetor.
Desakan dalam saluran bahan bakar (fuel line) dikontrol oleh preassure regulator. keunggulan bahan bakar dialirkan kembali ketangki lewat return line. getaran pada baan bakar yang dikarenakan oleh ada penginjeksian diredam oleh pulsation damper.
Bahan bakar diinjeksikan oleh injektor kedalam intake manifold sesuai sama dengan injection signal dari EFI computer. Cold star injector menginjeksikan bahan bakar segera ke air intake chamber waktu cuaca dingin hingga mesin bisa dihidupkan dengan gampang.
Desakan dalam saluran bahan bakar (fuel line) dikontrol oleh preassure regulator. keunggulan bahan bakar dialirkan kembali ketangki lewat return line. getaran pada baan bakar yang dikarenakan oleh ada penginjeksian diredam oleh pulsation damper.
Bahan bakar diinjeksikan oleh injektor kedalam intake manifold sesuai sama dengan injection signal dari EFI computer. Cold star injector menginjeksikan bahan bakar segera ke air intake chamber waktu cuaca dingin hingga mesin bisa dihidupkan dengan gampang.
SISTEM INDUKSI UDARA (AIR
INDUCTION SISTEM)
Angin bersih dari saringan angin (air cleaner) masuk ke airflow mtr. dengan buka measuring plate, besarnya pembukaan ini bergantung pada kecepatan aliran angin yang masuk ke intake chamber. besarnya angin yang masuk kintake chamber ditetapkan oleh lebarnya katup throttle terbuka. Aliran angin masuk ke intake manifold lalu keruang bakar (combustion chamber) apabila mesin dalam situasi dingin, air valve megalirkan angin segera keintake camber dengan membypass throttle. Air valve kirim angin seperlunya keintake chamber untuk menaikkan putaran hingga fast idle, tiada mencermati apakah throttle dalam situasi buka atau tertutup. Jumlah angin yang masuk dideteksi oleh airflow mtr. (L-EFI) atau mungkin dengan manifold preassure sensor (D-EFI)
SISTEM PENGONTROL
ELEKTRONIK (ELECTRONIC CONTROL SYSTEM)
System Pengontrol Elektronik (Electronic Control Sistem) termask sensor- sensor (untuk mendeteksi keadaan kerja mesin) serta komputr yang memastikan ketentuan jumlah penginjeksian bahan bakar sesuai sama dengan signal yang di terima dari sensor-sensor.
Sensor-sensor ini mengukur jumlah angin yang disedot, bban mesin, temperatur air pendingin dan angin, waktu akselerasi atau deselerasi kemudain kirim signal ke computer. Computer mengkalkulasi dengan pas jumla penginjeksian bahan bakar atas basic signal tadi, serta kirim signal penginjeksian yang dibutuhkan ke injektor-injektor.
Electronikc injektion Sistem pada sebagian mesin dilengkapi dengan tahanan (resistor) dalam injektion sircuitnya untuk menghindar terjadinyapanas serta menstabilkan kerjanya injektor.
Colt star injektor bekerja saat mesin di star pada waktu dingin serta lamanya dikontrol oleh timer switch. Pada sircuit computer pada sistem EFI dilengkapi dengan maen relay untuk menghindar turunnya tegangan. System pompa bahan bakar pada system EFI juga dilengkapi dengan relay. Relay ini ahkan bekerja saat mesin berputer serta mematikan pompa pada waktu mesin mati.
Komponen-komponen basic
EFI
Komponen-komponen sistem bahan bakar pada mesin
EFI antara lain :
1. Tangki bahan bakar (Fuel tank)
Tangki bahan bakar atau fuel tank berfungsi untuk
menyimpan/ menyediakan bahan bakar di dalam kendaraan.
2. Saringan bahan bakar (Fuel filter)
Saringan bahan bakar atau fuel filter berfungsi
untuk menyaring kotoran-kotoran yang ada di dalam bahan bakar agar nantinya
kotoran-kotoran ini tidak mengganggu kinerja (menyumbat) komponen-komponen
lainnya pada sistem bahan bakar.
3. Pompa bahan bakar (Fuel pump)
Pompa bahan bakar atau fuel pump berfungsi untuk
memompa bahan bakar agar dapat bersirkulasi pada sistem bahan bakar.
4. Selang/ pipa bahan bakar (Fuel line)
Selang atau pipa bahan bakar berfungsi sebagai
tempat untuk menyalurkan bahan bakar dari komponen-komponen sistem bahan bakar.
Pipa pembagi atau fuel delivery pipe merupakan
komponen pada sistem bahan bakar yang berhubungan dengan injektor. Pipa pembagi
bahan bakar berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke injektor.
Pressure regulator pada sistem bahan bakar EFI
berfungsi untuk menjaga tekanan pada pipa pembagi agar tekanannya tetap stabil.
Besar tekanan bahan bakarnya pada pipa pembagi ini diatur sebesar 2,55-2,9
kg/cm2. Apabila tekanan bahan bakarnya melebihi spesifikasi yang
telah ditentukan maka katup (valve) pada regulator tekanan akan membuka
sehingga bahan bakar akan dialirkan kembali ke dalam tangki.
7. Pultation damper
Pulsation damper berfungsi untuk mencegah
terjadinya fluktuasi (menyerap kejutan dari variasi tekanan bahan bakar yang
terjadi) tekanan dari bahan bakar di pipa pembagi. Pultation damper ini
tidak terdapat pada semua mesin EFI, hanya beberapa mesin EFI yang menggunakan
komponen ini.
8. Injektor
Injektor berfungsi untuk menyemprotkan atau
menginjeksikan bahan bakar ke dalam intake manifold (tipe MPI) atau ke ruang
bakar (tipe GDI).
9. Cold Start Injector
Cold start injector atau injekjor tambahan ketika start dingin merupakan komponen pada sistem bahan bakar yang berfungsi untuk membantu/ menambah penginjeksian bahan bakar ketika kondisi mesin masih dalam keadaan dingin. Cold start injector ini tidak terdapat pada semua mesin EFI, hanya beberapa mesin EFI yang menggunakan komponen ini.
9. Cold Start Injector
Cold start injector atau injekjor tambahan ketika start dingin merupakan komponen pada sistem bahan bakar yang berfungsi untuk membantu/ menambah penginjeksian bahan bakar ketika kondisi mesin masih dalam keadaan dingin. Cold start injector ini tidak terdapat pada semua mesin EFI, hanya beberapa mesin EFI yang menggunakan komponen ini.
10. Pipa pengembali bahan bakar (Return pipe)
Pipa pengembali bahan bakar berfungsi sebagai
tempat menyalurkan kelebihan tekanan bakan bakar pada pipa pembagi untuk
kembali ke dalam tangki bahan bakar
Tiap-tiap type atau jenis sepedamotor memiliki design masing-masing tetapi
dengan cara garis besar ada komponen-komponen tersebut.
1. ECU – Electrical Control Unit
Pusat pengolah data keadaan pemakaian mesin, memperoleh masukkan/input
dari sensor-sensor mengolahnya lalu berikan keluaran/output untuk waktu serta
jumlah injeksi, waktu pengapian.
2. Fuel Pump
Membuahkan desakan BBM yang siap diinjeksikan.
3. Pressure Regulator
Mengatur keadaan desakan BBM senantiasa terus (55~60psi).
4. Temperature Sensor
Berikan input ke ECU keadaan suhu mesin, keadaan mesin dingin memerlukan
BBM semakin banyak.
5. Inlet Air Temperature Sensor
Berikan input ke ECU keadaan suhu angin yang bakal masuk ke mesin, angin
dingin O2 lebih padat, memerlukan BBM semakin banyak.
6. Inlet Air Pressure Sensor
Berikan input ke ECU keadaan desakan angin yang bakal masuk ke mesin,
angin bertekanan (pada jenis sepedamotor ini hulu saluran masuk ada di antara
dua lampu depan) O2 lebih padat, memerlukan BBM semakin banyak.
Atmospheric Pressure Sensor berikan input ke ECU keadaan desakan angin lingkungan seputar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, memerlukan BBM semakin banyak.
Atmospheric Pressure Sensor berikan input ke ECU keadaan desakan angin lingkungan seputar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, memerlukan BBM semakin banyak.
7. Crankshaft Sensor
Berikan input ke ECU posisi serta kecepatan putaran mesin, putaran tinggi
memerlukan buka INJECTOR yang lebih cepat.
8. Camshaft Sensor
Berikan input ke ECU posisi langkah mesin, cuma langkah hisap yang
memerlukan buka INJECTOR.
9. Throttle Sensor
Berikan input ke ECU posisi serta besarnya bukaan aliran angin, bukaan
besar memerlukan buka INJECTOR yang lebih lama.
10. Fuel Injector/Injector
Gerbang akhir dari BBM yang bertekanan, manfaat utama menyemprotkan BBM ke
dalam mesin, buka serta tutup menurut perintah dari ECU.
11. Speed Sensor
Berikan input ke ECU keadaan kecepatan sepedamotor, memainkan gas di lampu
merah di banding kecepatan 90km/jam, buka INJECTOR tidak sama.
12. Vehicle-down Sensor
Berikan input ke ECU keadaan sepedamotor, bila motor terjatuh dengan
keadaan mesin hidup maka ECU bakal menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION,
INJECTOR, untuk keamanan serta keselamatan.
Pengertian bahan bakar
injeksi (EFI)
Perubahan Sistem Bahan Bakar Injeksi
Sistem bahan bakar injeksi adalah langkah inovasi yang tengah di
kembangkan untuk diaplikasikan pada sepeda motor. Jenis injeksi sesungguhnya
telah mulai diaplikasikan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada th.
1980-an, diawali dari system injeksi mekanis lalu berkembang jadi system
injeksi elektronis.
System injeksi mekanis dimaksud juga system injeksi kontinyu (K-Jetronic) lantaran injektor menyemprotkan dengan cara terus-terusan ke tiap-tiap saluran masuk (intake manifold). Sedang system injeksi elektronis atau yang lebih di kenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume serta saat penyemprotannya dikerjakan dengan cara elektronik. System EFI terkadang dimaksud juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) serta Mesin Management. Pemakaian system bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia telah mulai di kembangkan. Satu diantara misalnya yaitu pada satu diantara jenis yang diproduksi Astra Honda Mesin, yakni pada Supra X 125.
Arti sistem bahan bakar injeksi efi pada Honda yaitu PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau system bahan bakar yang sudah terprogram. Dengan cara umum, pergantian system bahan bakar konvensional ke system EFI ditujukan supaya bisa menambah unjuk kerja serta tenaga mesin (power) yang lebih terbaik, akselarasi yang lebih stabil pada tiap-tiap putaran mesin, penggunaan bahan bakar yang ekonomis (iriit), serta membuahkan kandungan toksin (emisi) gas buang yang lebih sedikit hingga dapat lebih ramah pada lingkungan. Diluar itu, keunggulan dari mesin dengan bahan bakar jenis injeksi ini yaitu lebih gampang dihidupkan pada waktu lama tak dipakai, dan tak dipengaruhi pada temperatur di lingkungannya.
System injeksi mekanis dimaksud juga system injeksi kontinyu (K-Jetronic) lantaran injektor menyemprotkan dengan cara terus-terusan ke tiap-tiap saluran masuk (intake manifold). Sedang system injeksi elektronis atau yang lebih di kenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume serta saat penyemprotannya dikerjakan dengan cara elektronik. System EFI terkadang dimaksud juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) serta Mesin Management. Pemakaian system bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia telah mulai di kembangkan. Satu diantara misalnya yaitu pada satu diantara jenis yang diproduksi Astra Honda Mesin, yakni pada Supra X 125.
Arti sistem bahan bakar injeksi efi pada Honda yaitu PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau system bahan bakar yang sudah terprogram. Dengan cara umum, pergantian system bahan bakar konvensional ke system EFI ditujukan supaya bisa menambah unjuk kerja serta tenaga mesin (power) yang lebih terbaik, akselarasi yang lebih stabil pada tiap-tiap putaran mesin, penggunaan bahan bakar yang ekonomis (iriit), serta membuahkan kandungan toksin (emisi) gas buang yang lebih sedikit hingga dapat lebih ramah pada lingkungan. Diluar itu, keunggulan dari mesin dengan bahan bakar jenis injeksi ini yaitu lebih gampang dihidupkan pada waktu lama tak dipakai, dan tak dipengaruhi pada temperatur di lingkungannya.
Prinsip Cara Kerja Sistem
EFI
Arti dari sistem bahan bakar injeksi efi bisa digambarkan untuk satu
system yang menyalurkan bahan bakarnya dengan memakai pompa pada desakan
spesifik untuk mencampurnya dengan angin yang masuk ke area bakar. Pada system
EFI dengan mesin memiliki bahan bakar bensin, biasanya sistem penginjeksian
bahan bakar berlangsung dibagian ujung intake manifold/manifold masuk sebelum
saat inlet valve (katup/klep masuk). Pada waktu inlet valve terbuka, yakni pada
langkah hisap, angin yang masuk ke area bakar telah bercampur dengan bahan
bakar. Dengan cara ideal, system EFI mesti bisa mensuplai beberapa bahan bakar
yang disemprotkan supaya bisa bercampur dengan angin dalam perbandingan
kombinasi yang pas sesuai sama keadaan putaran serta beban mesin, keadaan suhu
kerja mesin serta suhu atmosfir waktu itu. System mesti bisa mensuplai jumlah
bahan bakar yang beragam, supaya pergantian keadaan operasi kerja mesin itu
bisa dicapai dengan unjuk kerja mesin yang terus maksimal.
Konstruksi basic sistem
injeksi efi
Dengan cara umum, konstruksi system EFI bisa dibagi jadi tiga sisi/ system
utama, yakni ; a) system bahan bakar (fuel sistem), b) system kontrol
elektronik (electronic control sistem), serta c) system induksi/pemasukan angin
(air induction sistem). Ketiga system utama ini bakal dibicarakan satu persatu
dibawah ini. Jumlah komponen-komponen yang ada pada system EFI dapat tidak sama
pada tiap-tiap type sepeda mesin. Makin komplit komponen system EFI yang
dipakai, pasti kerja system EFI bakal lebih terbaik hingga dapat membuahkan
unjuk kerja mesin yang lebih maksimal juga.
Dengan makin komplitnya komponen-komponen system EFI (umpamanya sensor-sensor), maka penyusunan koreksi yang dibutuhkan untuk mengatur perbandingan bahan bakar serta angin yang sesuai sama dengan keadaan kerja mesin bakal makin prima. Gambar dibawah ini menunjukkan misal skema rangkaian system EFI pada Yamaha GTS1000 serta penempatan komponen system EFI pada Honda Supra X 125.
Dengan makin komplitnya komponen-komponen system EFI (umpamanya sensor-sensor), maka penyusunan koreksi yang dibutuhkan untuk mengatur perbandingan bahan bakar serta angin yang sesuai sama dengan keadaan kerja mesin bakal makin prima. Gambar dibawah ini menunjukkan misal skema rangkaian system EFI pada Yamaha GTS1000 serta penempatan komponen system EFI pada Honda Supra X 125.
Penempatan komponen
sistem bahan bakar injeksi efi
System Bahan Bakar Komponen-komponen yang dipakai untuk menyalurkan bahan
bakar ke mesin terbagi dalam tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel
pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi),
pengatur desakan bahan bakar (fuel pressure regulator), serta
injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar efi berperan untuk menaruh,
bersihkan, menyalurkan serta menyemprotkan/menginjeksikan bahan bakar.
Adapun manfaat masing-masing komponen pada system bahan bakar itu yaitu seperti berikut :
Fuel suction filter ; menyaring kotoran supaya tak terisap pompa bahan
bakar.
Fuel pump module ; memompa serta mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan
bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya mesti semakin banyak dibanding
dengan keperluan mesin agar desakan dalam system bahan bakar dapat
dipertahankan setiap saat meskipun keadaan mesin berubah¬ubah.
Fuel pressure regulator ; mengatur desakan bahan bakar didalam system
aliran bahan bakar supaya terus/konstan. Misalnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI
desakan dipertahankan pada 294 kPa (3, 0 kgf/cm2, 43 psi). Apabila bahan bakar
yang dipompa menuju injektor terlampau besar ( desakan bahan bakar melebihi 294
kPa (3, 0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator kembalikan bahan bakar ke dalam
tangki.
Fuel feed hose ; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju
injektor. Slang dirancang mesti tahan desakan bahan bakar disebabkan dipompa
dengan desakan minimum sebesar desakan yang dihasilkan oleh pompa.
Fuel Injector ; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake
manifold) sebelum saat, umumnya sebelum saat katup masuk, tetapi ada juga yang
ke throttle body. Volume penyemprotan sesuai oleh saat pembukaan
nozel/injektor. Lama serta banyak penyemprotan ditata oleh ECM
(Electronic/Mesin Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).
Terjadinya penyemprotan pada injektor yaitu pada waktu ECU berikan
tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik
itu solenoid coil bakal jadi magnet hingga dapat menarik plunger serta
mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, hingga saluran bahan
bakar yang telah bertekanan bakal memancar keluar dari injektor.
Comments
Post a Comment