Tsunami gempa bumi Gunung Berapi dan Penyebab Terjadinya
Gunung Berapi dan Penyebab Terjadinya | Geografi
Gunung berapi atau
gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang
dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi,
termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
* Aliran lava.
* Letusan gunung berapi.
* Aliran lumpur.
* Abu.
* Kebakaran hutan.
* Gas beracun.
* Gelombang tsunami.
* Gempa bumi.
Penyebab Terjadinya Gunung Berapi
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
* Aliran lava.
* Letusan gunung berapi.
* Aliran lumpur.
* Abu.
* Kebakaran hutan.
* Gas beracun.
* Gelombang tsunami.
* Gempa bumi.
Penyebab Terjadinya Gunung Berapi
Hampir semua kegiatan gunung api
berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng.
Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(magma).
Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.
Dampak Letusan Gunung Berapi
Dampak letusan gunung berapi terhadap lingkungan dapat berupa dampak yang bersifat negatif dan positif. Dampak negatif dari letusan suatu gunungapi dapat berupa bahaya yang langsung dapat dirasakan oleh manusia seperti awan panas, jatuhan piroklastik, gas beracun yang keluar dari gunungapi dan lain sebagainya, sedangkan bahaya tidak langsung setelah erupsi berakhir, seperti lahar hujan, kerusakan lahan pertanian, dan berbagai macam penyakit akibat pencemaran. Adapun dampak positif dari aktivitas suatu gunungapi terhadap lingkungan adalah bahan galian mineral industri, energi panasbumi, sumberdaya lahan yang subur, areal wisata alam, dan sebagai sumberdaya air.
1. Dampak Negatif:
Bahaya langsung, terjadi pada saat letusan (lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom, lahar letusan dan
gas beracun).
Bahaya tidak langsung, terjadi setelah letusan (lahar hujan, kelaparan akibat rusaknya lahan
pertanian/perkebunan/ perikanan), kepanikan, pencemaran udara/air oleh gas racun: gigi kuning/ keropos,
endemi gondok, kecebolan dsb.
Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.
Dampak Letusan Gunung Berapi
Dampak letusan gunung berapi terhadap lingkungan dapat berupa dampak yang bersifat negatif dan positif. Dampak negatif dari letusan suatu gunungapi dapat berupa bahaya yang langsung dapat dirasakan oleh manusia seperti awan panas, jatuhan piroklastik, gas beracun yang keluar dari gunungapi dan lain sebagainya, sedangkan bahaya tidak langsung setelah erupsi berakhir, seperti lahar hujan, kerusakan lahan pertanian, dan berbagai macam penyakit akibat pencemaran. Adapun dampak positif dari aktivitas suatu gunungapi terhadap lingkungan adalah bahan galian mineral industri, energi panasbumi, sumberdaya lahan yang subur, areal wisata alam, dan sebagai sumberdaya air.
1. Dampak Negatif:
Bahaya langsung, terjadi pada saat letusan (lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom, lahar letusan dan
gas beracun).
Bahaya tidak langsung, terjadi setelah letusan (lahar hujan, kelaparan akibat rusaknya lahan
pertanian/perkebunan/ perikanan), kepanikan, pencemaran udara/air oleh gas racun: gigi kuning/ keropos,
endemi gondok, kecebolan dsb.
2. Dampak Positif :
Bahan galian: seperti batu dan pasir bahan bangunan, peralatan rumah tangga,patung, dan lain lain.
Mineral : belerang, gipsum,zeolit dan juga mas (epitermal gold).
Energi panas bumi: listrik, pemanas ruangan, agribisnis
Mata air panas : pengobatan/terapi kesehatan.
Daerah wisata: keindahan alam
Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan
Sumberdaya air: air minum, pertanian/peternakan, dll.
Sumber : http://gudangartikelpendidikan.blogspot.co.id/2012/03/gunung-berapi-dan-penyebab-terjadinya.html
A. PENGERTIAN
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah besarnya telahvlebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli .
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah besarnya telahvlebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli .
B.Tipe gempa bumi
1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung
Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa
terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka
akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya
gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi
tektonik ; Gempa bumi ini
disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng
tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga
yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam
di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan
dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal
sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar
area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak
perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang
khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng
tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik
lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi
tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas
pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah seperti yang terjadi di
Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,
1. Gempa bumi tumbukan ;
Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke
bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi
2. Gempa bumi runtuhan ;
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
3. Gempa bumi buatan ;
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari
manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.
C.Penyebab terjadinya gempa
bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi
yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan
dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada
saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
D.AKIBAT
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
D.AKIBAT
- Bangunan roboh
- Kebakaran
- Jatuhnya korban jiwa
- Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
- Tanah longsor akibat guncangan
- Banjir akibat rusaknya tanggul
- Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami
E.PENANGGULANGAN
Bila berada didalam rumah:
- Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat tidur.
- Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
- Jauhi rak buku, lemari dan jendela kaca.
- Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dsb.
Bila berada di luar ruangan:
- Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi, dsb.
- Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
- Jauhi rak-rak dan jendela kaca.
Bila berada di dalam ruangan umum:
- Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
- Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari dan jendela kaca dsb.
Bila sedang mengendarai kendaraan:
- Segera hentikan di tempat yang terbuka.
- Jangan berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
- Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan
- Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam
- Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan tangga darurat
- Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol
- Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah
- Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia
- Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak
- Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
- Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan
Bila sedang berada di gunung/pantai:
- Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman.
- Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri pertolongan:
- Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempabumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar anda.
Evakuasi:
- Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempabumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. * * * Bawalah barang-barang secukupnya.
Dengarkan informasi:
- Saat gempabumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa
Bumi
- Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
- Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
- Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
- Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
- Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
- Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
- Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara – cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
- Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
- Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
- Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
- Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
- Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
- Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
Bencana Tsunami – Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Tanda-tanda
Siapa yang tidak pernah mendengar kata Tsunami? Tsunami
merupakan salah satu macam bencana
alam yang terjadi di Bumi. Dulu, tsunami terdengar asing di telinga masyarakat
Indonesia sebelum bencana dahsyat terjadi di ujung barat Indonesia, Aceh. Pada
tanggal 24 Desember tahun 2004, Indonesia berduka cita. Bukan hanya Indonesia
saja, namun seluruh dunia berduka cita atas terjadinya bencana alam maha
dahsyat, yang mematikan ratusan ribu nyawa. Gempa bumi berkekuatan
sekitar 9 skala richter (baca: alat pengukur
gempa bumi) menimbulkan gelombang tsunami di pantai Aceh. Gelombang
tsunami yang terbentuk sangatlah tinggi hingga belasan meter dan sukses meluluh
lantakkan aceh dan daerah di sekitarnya. Bahkan tidak hanya wilayah Aceh saja,
namun juga beberapa negara tetangga. Sejak saat itulah masyarakat Indonesia
semakin familiar dengan yang namanya tsunami. Bahkan kata tsunami terlalu akrab
hinggap di telinga sehingga menyebabkan trauma dan kesedihan mendalam.
Pada kesempatan kali ini kita akan membicarakan lebih lanjut
mengenai bencana tsunami supaya kita mengenal lebih dalam tentang tsunami.
Selain mengenal mengenai tsunami, kita juga bisa mempelajari mengenai tanda-
tanda terjadinya tsunami dan apa saja langkah yang bisa kita lakukan.
Pengertian Tsunami
Tsunami merupakan salah satu jenis bencana alam yang
berkaitan dengan gelombang lautan. Gelombang lautan yang sangat besar dan
menerjang daratan (baca: ekosistem darat) ini disebut
dengan tsunami. Tsunami berasal dari bahasa Jepang, Tsu yang berarti pelabuhan
dan Nami yang berarti gelombang. Secara harfiah, tsunami mempunyai arti ombak
besar di pelabuhan. Lebih ilmiah lagi, yang dimaksud tsunami adalah
perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara
vertikal yang berlangsung dengan tiba- tiba. mengapa nama bencana ini adalah
tsunami yang diambil dari bahasa Jepang? Mungkin karena negara Jepang merupakan
negara yang sangat rawan dengan adanya gempa, sehingga terjadinya gelombang
besar yang merupakan akibat dari gempa biasa terjadi.
Gelombang tsunami merupakan jenis gelombang yang dapat
bergerak ke segala arah hingga mencapai jarak ribuan kilometer. Daya kerusakan
yang diakibatkan gelombang ini akan semakin kuat apabila berada di daratan yang
dekat dengan pusat gangguan. Apabila di lautan (baca: macam-macam laut) , tinggi
gelombang tsunami ini tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 1 meter saja. Meski
demikian, kecepatan yang dimiliki oleh gelombang ini bisa mencapai 500 hingga
1000 kilometer per jam, kecepatan ini menyamai dengan kecepatan pesawat jet.
Saking cepatnya gelombang ini, kapal yang berada di lautan sampai tidak terasa
akan kehadiran gelombang ini.
Sebaliknya, semakin mendekati ekosistem pantai, kecepatan
gelombang ini semakin menurun, hanya sekitar 35 hingga 50 kilometer per jam.
Namun, tingginya gelombang akan semakin naik, hingga mencapai 20 meter. Dengan
ketinggian yang sedemikian ini, maka gelombang tsunami dapat masuk ke daratan hingga
jarak puluhan kilometer. Inilah sekilas gambaran umum mengenai gelombang
tsunami.
Faktor- faktor Penyebab Tsunami
Tsunami merupakan sebuah bencana alam yang dahsyat. Tsunami
adalah gambaran ombak yang sangat besar yang menerjang hingga ke wilayah
daratan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bagian daratan (baca: angin darat) yang terkena
sapuan ombak akan luluh lantak karena kekuatan yang dimiliki oleh ombak
tersebut. Terjadinya tsunami ini biasanya tidak bencana alam tunggal.
Maksudnya, biasanya tsunami tidak datang sendiri dengan tiba- tiba. Namun
biasanya ada yang menghantarkan, sehingga terjadilah tsunami. Beberapa
peristiwa alam menjadi penyebab
terjadinya tsunami. Hal- hal yang menghantarkan terjadi tsunami antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Gempa Bumi bawah laut
Gempa bumi merupakan hal yang paling umum yang dapat
menyebabkan terjadinya tsunami. Gempa bumi yang dimaksud tentu adalah gempa
bumi bawah laut (baca: jenis gempa bumi). Gempa bumi
bawah laut menimbulkan banyak getaran yang akan mendorong timbulnya gelombang
tsunami. Gempa bumi bawah laut merupakan penyebab mayoritas terjadinya tsunamu
di dunia. Hampir 90 persen kejadian tsunami di dunia ini disebabkan oleh gempa
bumi yang terjadi di bawah laut. Gempa bumi yang terjadi dibawah laut ini
merupakan jenis gempa bumi tektonik yang timbul akibat adanya pertemuan atau
tubrukan lempeng tektonik. Meski gempa bumi
bawah laut merupakan penyebab utama terjadinya tsunami, namun tidak berarti
bahwa semua gempa bumi bawah laut Sdapat menimbulkan tsunami. Gempa bumi bawah
laut akan menimbulkan tsunami apabila memenuhi beberapa syarat antara lain
adalah sebagai berikut:
- Pusat gempa terletak di kedalaman 0 hingga 30 kilometer dibawah permukaan air laut
Gempa bumi bawah laut yang berpotensi menimbulkan tsunami
adalah apabila pusat gempa berada di kedalaman antara 0 hingga 30 meter dibawah
permukaan air laut. Semakin dangkal pusat gempa, maka akan semakin besar
kesempatan untuk terjadi tsunami. Dengan kata lain semakin dangkal pusat gempa
bumi, maka peluang terjadinya tsunami juga semakin besar. Hal ini karena
getaran yang dirasakan juga semakin besar dan semakin kuat, sehinnga peluang
terjadinya tsunami pun juga semakin kuat.
- Gempa yang terjadi berskala di atas 6,5 skala richter
Kriterian yang selanjutnya adalah gempa bumi yang terjadi
harus mempunyai kekuatan di atas 6,5 skala richter. Jadi misalnya ada gempa
dangkal, namun gempanya kecil, hal itu kemungkinan tidak akan memberikan
peluang terjadinya tsunami. Gempa yang terjadi dengan kekuatan minimal 6,5
skala richter dianggap sudah mampu untuk mempengaruhi gelombang air laut, yang
pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya tsunami. Pengalaman bencana yang
terjadi di Aceh pada tahun 2004 silam, gempa yang terjadi memiliki kekuatan
sekitar 9 skala richter. Untuk mengetahui besar gempa digunakan alat pengukur
getaran gempa bumi.
- Jenis sesar gempa adalah sesar naik turun
Kriteria lainnya yang juga mendukung terjadinya gelombang
tsunami adalah mengenai jenis sesar. Persesaran gempa yang dapat menimbulkan
gelombang tsunami adalah jenis persesaran naik turun. Adanya persesaran naik
turun ini akan dapat menimbulkan gelombang baru yang mana jika bergerak ke
daratan, maka bisa menghasilkan tsunami. Hal ini akan diperparah apabila
terjadi patahan di dasar laut, sehingga akan menyebabkan air laut turun secara
mendadak dan menjadi cikal bakal terjadinya tsunami.
Nah, itulah beberapa kriteria gempa yang dapat menimbulkan
tsunami. Gempa bawah laut yang tidak sesuai dengan kriteria di atas maka
peluang menimbulkan tsunami juga kecil.
2. Letusan gunung berapi bawah laut
Penyebab terjadinya tsunami yang selanjutnya adalah
terjadinya letusan gunung api yang ada di bawah laut (baca: bahaya gunung di
bawah laut). Lautan yang memenuhi dua per tiga dari permukaan bumi ini
menyimpan banyak sekali rahasia. Kita tidak tau banyak mengenai rupa penampakan
di bawah laut, bahwa sebenarnya tidak hanya daratan saja yang mempuyai gunung
aktif, namun juga bawah laut mempunyai banyak gunung aktif. Beberapa gunung
aktif yang ada di bawah laut bisa berpotensi meledak atau erupsi sewaktu- waktu
(baca: ciri-ciri gunung
api meletus). Akibat adanya letusan yang besar atau kuat dari gunung
berapi bawah laut ini, maka menyebabkan terjadinya tsunami.
Salah satu peristiwa akbar yang menggambarkan kejadian
tsunami diakibatkan oleh letusan gunung berapi adalah di Indonesia, tepatnya di
sebelah barat pulau Jawa. Gunung Krakatau namanya, meletus pada tahun 1883.
Peristiwa ini menimbulkan gelombang tsunami yang dasyat sehingga menyapu bersih
area di sekitar Selat Sunda. Selain peristiwa gunung Krakatau, di Indonesia
juga terjadi letusan gunung Tambora pada tahun 1815 yang berada di Nusa
Tenggara Timur hingga megakibatkan terjadinya kepulauan Maluku. Indonesia
merupakan negara yang mempunyai banyak gunung api sehingga dijuluki Ring of
Fire. Hal ini membuat Indonesia harus selalu waspada karena letusan gunung
berapi bisa terjadi sewaktu- waktu.
3. Terjadiya longsor bawah laut
Penyebab gelombang tsunami selanjutnya adalah terjadinya
longsor dibawah laut (baca: tanah longsor). Tsunami yang
disebabkan karena adanya longsor di bawah laut dinamakan Tsunamic Submarine
Landslide. Ternyata longsor tidak hanya terjadi di daratan saja. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, bentuk permukaan bawah lait menyerupai daratan.
apabila di daratan kita menemukan bukit dan jurang, maka di dalam lautan pun
juga demikian (baca: palung laut), sehingga ada
potensi terjadi longsir. Longsir bawah laut ini pada umunya disebabkan oleh
adanya gempa bumi tektonik atau letusan gunung bawah laut. Getaran kuat yang
ditimbulkan olehlongsir inilah yang bisa menyebabkan terjadinya tsunami.
Selain gempa bumi tektonik dan letusan gunung berapi, tabrakan lempeng yang ada
di bawah laut juga bisa menyebabkan terjadinya longsor. Pada tahun 2008
dilakukan penelitian di Samudera Hindia yang menyebutkan adanya palung laut
yang membentang dari pulau Siberut hingga ke pesisir Pantai Bengkulu yang mana
apabila palung tersebut longsor maka akan terjadi tsunami di pantai barat
Sumatera.
4. Adanya hantaman meteor
Penyebab selanjutnya dari terjadinya tsunami adalah adanya
hantaman meteor atau benda langit.
Benda langit yang jatuh ini tentu saja benda langit yang berukuran besar.
Meskipun jarang sekali terjadi, dan bahkan belum ada dokumentasi yang
menyebutkan adanya tsunami akibat hantaman meteor, namun hal ini bisa saja
terjadi. Seperti yang disimulasikan oleh komputer canggih, bahwa apabila ada meteor
besar (karena meteor kecil biasanya akan habisa terbakar di atmosfer bumi)
misalnya berdiameter lebih dari 1 kilometer saja, maka dapat menimbulkan
bencana alam yang dasyat. Mega tsunami yang ditimbulkan memiliki ketinggian
hingga ratusan meter. Kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjtnya.
Kelaparan akibat pertanian yang rusak dan perubahan iklim, akan membunuh
manusia di bumi secara massal. Selain karena ukuran dari meteor, hal lain yang
berpengaruh adalah kecepatan atau laju meteor yang mencapai puluhan ribu
kilometer per jam.utern belum ada dokumentasi yang menyebutkan adanya tsunami
akibat hantaman meteor, namun hal ini bi
Dampak Bencana Tsunami
Bencana alam merupakan peristiwa sangat kejadiannya sungguh
sangat tidak diharapkan dan tidak dirindukan. Bagaimana tidak, bencana alam
hanya akan membawa dampak buruk, seperti kehilangan, kemiskinan, kelaparan, dan
kesedihan. Apapun jenis bencana alam yang di bumi, maka tidak ada satupun dari
mereka yang diharapkan kedatangannya olah manusia. seperti halnya bencana
tsunami ini. seperti jenis bencana alam lainnya, bencana tsunami juga
menimbulkan banyak sekali dampak atau kerugian. Beberapa dampak tsunami antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Terjadi kerusakan dimana- mana
Dampak terjadinya tsunami yang pertama adalah terjadinya
kerusakan dimana- mana. Kerusakan yang dimaksud adalah kerusakan fisik baik
bangunan dan non bangunan. Gelombang besar yang timbul karena tsunami ini dapat
menyapu area daratan, baik daerah pantai (baca: manfaat pantai) maupun daerah-
daerah di sekitarnya. Kerusakan yang terjadi ini adalah di daerah yang terkena
sapuan ombak. Gelombang ombak yang berkekuatan tinggi ini dalam sekejap bisa
meluluh lantakkan bangunan, menyapu pasir atau tanah, merusak perkebunan dan
persawahan masyarakat, merusak tambak dan ladang perikanan, dan lain
sebagainya. Kerusakan yang terjadi ini akan menimbulkan banyak kerugian,
terutama kerugian berupa material.
2. Lahan pertanian dan perikanan rusak
Gelombang tsunami yang dasyat juga dapat menyebabkan lahan
pertanian dan perikanan rusak. Gelombang tsunami dengan kekuatan yang besar
mampu menyapu bersih apa saja yang ada di daratan. Jangankan tanaman yang ada
di sawah, bahkan bangunan pun banyak sekali yang roboh. Selain itu ikan- ikan
yang ditanam di kolam perikanan juga akan tersapu oleh air dari gelombang
tsunami tersebut.
3. Menghambat kegiatan perekonomian
Kita sepakat bahwa semua bencana alam dapat mengacaukan
kegiatan perekonomian di suatu wilayah. Hal ini juga termasuk bencana tsunami.
Kerusakan dan kehilangan yang terjadi akibat gelombang tsunami akan melumpuhkan
kegiatan perekonomian sampai beberapa waktu. Tidak hanya itu saja, namun
kerugian yang disebabkan oleh tsunami mungkin akan menggantikan kegiatan
produksi dan perdagangan dalam waktu tertentu.
4. Kerugian material
Semua bencana alam dapat menimbulkan kerugian yang bersifat
materiil, termasuk juga gelombang tsunami. Kerugian material diantaranya karena
robohnya bangunan, rusak lahan pertanian dan perikanan, dan kehilangan harta
bendanya.
5. Kerugian spiritual
Selain kerugian yang bersifat material atau yang dapat
diukur dengan uang, bencana tsunami juga dapat menimbulkan kerugian spiritual.
Yang dimaksud dengan kerugian spiritual adalah kerugian yang tidak berupa harta
benda, namun lebih ke jiwa. Bagaimana seorang anak kecil akan tabah setelah
mengalami bencana alam yang besar, apalagi apabila ia kehilangan anggota
keluarganya, maka hal itu akan menimbulkan trauma di jiwa anak kecil. Akibatnya
anak tersebut harus menjalani beberapa terapi agar terbebas dari traumanya itu.
Bahkan hal seperti ini hanya dialami oleh anak kecil saja, namun juga orang
dewasa dan bahkan lanjut usia.
6. Menimbulkan bibit penyakit
Dampak selanjutnya dari bencana alam tsunami adalah
timbulnya bibit penyakit. Ketika gelombang laut yang tinggi meluluh lantakkan
daratan, maka yang akan kitemukan adalah benda- benda kotor, tanah yang
berlumpur dan sebagainya. Lingkungan yang tidak bersih akan meimbulkan bayak
sekali bibit penyakit. Apalagi jika ditambah dengan jasad- jasad makhluk hidup
yang meninggal, maka lingkungan akan semakin tidak sehat. Disamping itu,
apabila tinggal di pengungsian maka yang akan terjadi adalah timbulnya bibit
penyakit karena kurangnya saranan dan pra sarana.
Nah, itulah beberapa dampak terjadinya tsunami. Dampak-
dampak yang telah disebutkan di atas merupakan dampak jangka pendek. Selain
dampak jangka pendek, adalagi dampak jangka panjang yang akan kita rasakan,
seperti kondisi perekonomian daerah tersebut yang tidak stabil, dan masih
banyak lagi.
Tanda- tanda Terjadinya Bencana Tsunami
Sebelumnya telah disebutkan diatas bahwa bencana alam
tsunami merupakan tipe bencana alam yang selalu dibarengi dengan tanda- tanda
tertentu. maka dari itulah terjadinya tsunami ini bisa diprediksi kejadinnya.
Ada beberapa tanda yang menandakan bahwa akan ada tsunami. Maka dari itulah
masyarakat harus waspada dan segera mengambil tindakan yang tepat. Beberapa
tanda akan terjadinya tsunami akan kita ketahui dalam artikel ini. berikut ini
merupakan beberapa tanda atau Ciri-ciri tsunami.
1. Terjadinya gempa atau getaran yang berpusat dari bawah
laut
Terjadinya tsunami diawali oleh adanya gempa bumi atau
semacam getaran yang asalnya dari bawah atau dari dalam lautan. Gempa yang
terjadi ini tentu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yakni berpusat atau
memiliki kedalam kurang dari 30 kilometer dan getarannya melebihi 6,5 scala
richter.
2. Air laut tiba- tiba surut
Setelah adanya gempa atau getaran, selanjutnya adalah
surutnya air laut (baca: ekosistem air laut) secara tiba-
tiba. surutnya air laut secara tiba- tiba ini merupakan tanda- tanda yang
paling jelas ketika akan terjadi tsunami. Semakin jauh surut air laut (baca: pasang surut air
laut), maka kekuatan tsunami yang akan terjadi akan semakin besar. Dengan
demikian ketika surut air ini terjadi maka langkah yang paling tepat adalah
segera melakukan evakuasi supaya tidak banyak korban yang jatuh. Surutnya air
laut ini sebenarnya karena disebabkan oleh permukaan laut turun secara mendadak
sehingga terdapat kekosongan ruang dan menyebabkan air laut pantai tertarik.
Dan ketika gelombang tsunami telah tercipta yang baru, maka air akan kembali ke
pantai dengan wujud gelombang yang sangat besar.
3. Tanda- tanda alam yang tidak biasa
Sebelum terjadinya tsunami, juga terdapat beberapa tanda
alam yang tidak biasa. Tanda- tanda alam yang tidak biasa ini seperti gerakan
angin (baca: jenis angin) yang tidak
biasa, perilaku hewan yang aneh. Beberapa perilaku hewan yang aneh ini
contohnya adalah aktifnya kelelawar di siang hari, kemudian banyak burung-
burung terbang bergerombol (padahal biasanya tidak pernah terlihat), dan juga
beberapa perilaku binatang darat. Contoh di Thailand, sebelum terjadinya
tsunami, gajah- gajat Thailang saling berlarian menuju ke bukit untuk
menyelamatkan diri.
4. Terdengar suara gemuruh
Tanda akan etrjadinya tsunami yang selanjutnya adalah
terdengarnya suara gemuruh. Ada pengalaman oleh masyarakat yang mengalami
bencana tsunami tahun 2004 di Aceh, dimana beberapa saat sebelum tsunami
terjadi mereka mendengar suara gemuruh yang sangat keras dari dalam laut, yakni
seperti suara kereta pengangkut barang. Beberapa diantaranya juga mendengar
suara ledakan dari dalam lautan. Hal ini cukup menjadi suatu pertanda yang kuat
akan terjadinya bencana tsunami.
Itulah beberapa tanda terjadinya tsunami yang dapat kita
lihat sebelum tsunami terjadi. Tanda- tanda di atas merupakan tanda- tanda
alam. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, maka diciptakan
suatu alat yang dapat digunakan untuk mendetersi terjadinya tsunami. Dengan
demikian kita dapat memperoleh informasi yang lebih akurat.
Upaya Penyelamatan Diri dari Tsunami
Ketika menghadapi suatu bencana, ada beberapa sikap yang
sebaiknya kita lakukan. Sikap tersebut haruslah tepat karena jika tidak maka
akibatnya akan fatal. Terlebih apabila bencana alam yang terjadi merupakan
bencana alam yang besar. Sikap yang tepat ini disebut juga dengan sikap
penyelamatan diri. Setiap jenis bencana alam mempunyai sikap penyelamatan diri
yang berbeda- beda. Hal ini karena resiko dan bahaya yang ditimbulkan juga
berbeda- beda pula. Demikian dengan bencana tsunami. Ketika kita sudah melihat
tanda- tanda akan terjadinya tsunami, maka langkah yang hasru segera kita ambil
adalah melakukan upaya penyelamatan diri.
Salah satu langkah yang bisa kita lakukan adalah berlari
jauh meninggalkan bibir pantai (baca: manfaat pantai) dan segera
mencari tempat yang dirasa tinggi. dengan demikian kita memberikan kesempatan
kepada diri kita untuk menyelamatkan diri dari gelombang tsunami.
Comments
Post a Comment