FILE .DOC SUKU BATAK KARO (ciri orangnya, rumah adat, tari, senjata, makanan khas,lagu daerah, dan cerita rakyat)


 - Karo merupakan Suku Bangsa asli yang bermukim di Pesisir Timur (Ooskust) Sumatera atau bekas wilayah Kresidenan Sumatera Timur, Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Suku ini salah satu suku terbesar di Sumatera Utara. Dan dijadikan salah satu nama kabupaten di wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yang bernama Kabupaten Karo. Suku ini berbahasa Karo atau Cakap Karo. Pakaian adat suku Karo didominasi oleh warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.

Suku Karo bisa disebut suku Batak Karo. Dikarenakan banyaknya marga, kekerabatan, kepercayaan, dan geografis domisilinya yang dikelilingi oleh etnis-etnis Batak. Orang Karo menamakan diri kalak Karo, orang diluar Karo dan tidak mengenal Karo-lah yang memanggil mereka dengan Batak Karo.

Sifat dan Tabiat Orang Karo
Berikut adalah rangkuman dari sebuah artikel berjudul “Sifat dan Tabiat Orang Karo” yang ditulis oleh Drs. Tridah Bangun. Kebetulan artikel tersebut diterbitkan dalam kumpulan artikel-artikel tentang masyarakat Karo dengan judul yang sama (Bangun, Tridah. Sifat dan Tabiat Orang Karo. Yayasan Lau Simalem, Jakarta, 2006).
Tulisan beliau tersebut juga merupakan hasil wawancara terhadap 3 orang pakar adat istiadat Karo yakni (alm.) Nulbasi Bangun, (alm.) Sental Sinuraya, dan (alm.) Gancih Tarigan dan hasil-hasil penggalian tulisan-tulisan dengan tema serupa yang sudah ditulis sejak lama. Ada paling tidak ditulis pada artikel tersebut 15 sifat-sifat yang umum dimiliki oleh manusia Karo.
Sifat-sifat yang dituliskan dalam artikel tersebut yang sudah diringkas antara lain :
o    Jujur
Orang Karo umumnya tinggal di kampung. Mereka hidup dengan kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi di lingkungan tradisional tersebut. Oleh karena itu segala hal seperti memberi dan menerima dilakukan secara wajar tanpa ada kecurangan. Biasanya jika diketahui ada yang berbuat curang maka akan mendapat hukuman yang berat dari masyarakat.
o    Tegas
Manusia Karo memiliki sifat tegas, cepat berpikir, dan cepat bertindak. Mereka tidak begitu lembut menghadapi suatu masalah, apalagi masalah yang dianggap prinsipil, meski sebenarnya dapat memberi risiko bagi diri sendiri ataupun keluarganya.
o    Berani
Sejak kecil seorang Karo diajar oleh orang tuanya atau neneknya bahwa setiap manusia sederajat, tidak ada yang lebih istimewa tidak ada yang lebih hina. Yang berbeda hanyalah suratan tangan dan takdirnya. Percaya Diri
Umumnya orang Karo percaya pada kekuatannya sendiri. Mereka jarang menggantungkan nasib pada orang lain.
o    Pemalu
Sifat pemalu dimiliki dengan kuat oleh orang Karo, terutama rasa malu kalau menggantungkan diri pada orang lain dan juga kalau harga diri dan nama baik keluarga sudah tercoreng.
o    Tidak Serakah
Secara umum orang Karo tidak serakah atau tamak. Mereka memang mendambakan hidup sejahtera namun bukan melalu cara serakah. Mereka gigih mempertahankan sesuatu kalau memang itu adalah haknya.
o    Mudah Tersinggung dan Pendendam
Kebanyakan orang Karo cepat tersinggung jika dirinya atau keluarganya dikata-katai secara negatif oleh orang lain, baik secara terbuka maupun terselubung. Kalau sudah tersinggung orang tersebut segera menjumpai orang yang menghinanya dan menyelesaikan dengan segera. Kalau tidak maka akan berlarut menjadi dendam. Biasanya dendam itu ingin dilunasi dengan cara yang kurang pertimbangan rasional.
Untuk menghindari penyelesaian secara irasional, biasanya ada pihak ketiga yang berusaha mendamaikan secara adat.
o    Berpendirian Teguh
Orang Karo umumnya berpendirian teguh. Sekali memiliki suatu pendirian, sukar baginya untuk merubah pendiriannya tersebut, kecuali kalau dalam situasi terpaksa. Tapi biasanya ini terjadi saat-saat tertenu, misalnya bersandiwara atau pada orang lain.
o    Selalu Menjaga Nama Baik Keluarga dan Harga Diri
Sejak kecil orang Karo diajari harus pandai-pandai menjaga diri dan nama baik keluarga. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari orang Karo sangat menghargai martabat keluarganya. Maka seseorang selalu terpanggil jiwanya untuk membela kehormatan keluarganya jka hal itu dianggapnya pantas. Pencemaran nama baik keluarga dianggap merupakan tamparan bagi seluruh anggota keluarga turun temurun dan pasti menimbulkan dendam kesumat, yang kadang-kadang nyawa sering jadi taruhannya.
o    Mudah Iri dan Dengki
Iri dan dengki dalam bahasa Karo adalah cian. Teman sejoli dari iri adalah cemburu. Keduanya ini secara nyata selalu mengarah pada yang tidak baik. Sifat-sifat dengki/cemburu masih bersemayam pada masyarakat Karo.
Penyakit lain yang mirip yang masih ada dalam masyarakat Karo adalah kesukaan sebagian besar kaum ibu-ibu mengata-ngatai orang lain secara negatif. Sifat ini dalam bahasa Karo adalah “Cekurak.

Iklan
Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan budaya adat istiadat,salah satunya adalah budaya adat Karo.Suku Karo terletak di Kabanjahe,Kabupaten Karo,salah satu Kabupaten di Sumatera utara,Indonesia.Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan Sumatera Utara. Terletak sejauh 77 km dari Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1.400 meter di atas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut, Tanah Karo Simalem, nama lain dari kabupaten ini mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17° C.


Rumah Adat Batak Karo
Rumah adat Karo merupakan salah satu aset kebudayaan bangsa ini yang sebetulnya sangat berharga.Namun, sayang semakin hari semakin banyak masyarakat daerah yang memilih meninggalkan rumah adat dan beralih pada rumah biasa. Hanya sebagian daerah, keluarga  yang masih bertahan di rumah adat.Dan itupun dikarenakan mereka belum mampu untuk membangun rumah biasa/pribadi.

Tarian Dari Suku Batak Karo sebagai berikut:

Tari tradisional dari Tanah Karo ini sangat memerlukan kefokusan antara si penari dengan musik.
Bagi masyarakat Karo, dikenal istilah uga gendangna bage endekna, yang artinya bagaimana musiknya, harus demikian juga gerakannya (endek).

Tari Piso Surit adalah salah satu tarian tradisional masyarakat suku Batak Karo di Sumatera Utara. Tarian ini termasuk tarian selamat datang yang biasanya ditampilkan secara berkelompok oleh para penari pria dan wanita. Tari Piso Surit ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sumatera Utara, terutama di daerah Karo sebagai daerah asalnya. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu agung, acara adat, dan acara budaya.
Tari Lima Serangkai diperkirakan tercipta sekitar tahun 1960, menurut Sempa Sitepu,dkk dalam bukunya Pilar Budaya Karo (1996:200). Menurut narasumber Bpk. Malem Ukur Ginting dalam wawancara manyatakan bahwa tari Lima Serangkai sudah ada sejak masyarakat suku Karo mengetahui tari kira-kira tahun 1956. Jadi dapat disimpulkan bahwa tari Lima Serangkai muncul sekitar tahun 1956-1960.

Tari Lima Serangkai merupakan salah satu tari yang berfungsi sebagai hiburan, seperti yang telah dikemukakan oleh salah satu pakar tari yaitu Soedarsono yang menyatakan bahwa fungsi tari terbagi atas tiga yaitu: tari sebagai upacara, tari sebagai pertunjukan, dan tari sebagai hiburan (Soedarsono, 1972:22). Ada beberapa tari taradisi yang berfungsi sebagai hiburan selain tari Lima Seranngkai dari etnis Karo, seperti: tari Piso Surit, tari Terang Bulan, tari Ndikkar, tari Gundala-gundala, tari Roti Manis, dan lain-lain (Sempa Sitepu,dkk,1996:200).


Senjata
1. Senjata Tradisional Sumatera Utara (Piso Gaja Dompak)

Piso Gaja Dompak adalah salah satu senjata tradisional Sumatera Utara berjenis pisau yang mempunyai fungsi untuk menikam, menusuk, dan memotong. Senjata tardisional dari Sumatera Utara ini disebut piso gaja dompak karena pada gagang pegangannya ada ukiran yang berbentuk gajah.
Dan senjata tradisional piso gaja dompak juga dipercaya sebagai senjata pusaka kerajaan Batak pada masa kerajaan Sisinga Mangaraja 1. Senjata pusaka tradisional ini tidaklah diperuntukkan untuk membunuh.
Namun senjata gaja dompak ini dipercaya mempunyai kekuatan supranatural yang bisa memberikan kekuatan supranatural untuk pemakainya.
2. Senjata Tradisional Sumatera Utara (Tongkat Tunggal Panaluan)

Tongkat tunggal panaluan adalah salah satu senjata tradisional dari Sumatera Utara yang merupakan tongkat sakti dengan memiliki oleh seorang Raja Batak. Pada perkembangannya tongkat tunggal panaluan dipegang oleh ketua adat untuk digunakan saat ada acara besar seperti membuka hutan, horja bius dan lainnya.
Pada saat ini senjata pusaka tradisional tongkat tunggal Panaluan Raja Batak ini disimpan pada museum gereja katolik di Kabupaten Samosir. Senjata tradisional tongkat tunggal panaluan di yakini oleh suku Batak mempunyai kekuatan gaib untuk meminta hujan, menahan hujan, menolak bala dan lainnya
.
3. Senjata Tradisional Sumatera Utara (Hujur Sringis)

Hujur sringis adalah senjata tradisional  Sumatera Utara  yang berjenis tombak yang digunakan oleh masyarakat Batak untuk perang. Hujur sringis memiliki bentuk berupa tombak kayu yang pada ujungnya terbuat dari bahan logam yang runcing.
4. Senjata Tradisional Sumatera Utara (Piso Silima Sarung)

Piso silima sarung adalah senjata tradisional dari Sumatera Utara yang dalam satu sarung senjata tersebut terdapat lima jenis mata pisau didalamnya. Menurut orang batak zaman dahulu pada pisau tersebut terdapat kehidupan manusia didalamnya.
Dan mereka mempercayai bahwa manusia terlahir dengan memiliki 4 roh dan yang kelima adalah wujud. Dan pada ilmu meditasinya mereka, dalam mendekatkan diri kepada Mulajadi Nabolon / Tuhan Yang Maha Esa harus terlebih dahulu menyatukan empat roh ke badan.
5. Senjata Tradisional Sumatera Utara (Piso Sitolu Sasarung)

Piso sitolu saaarung adalah pisau yang mempunyai satu sarung dan didalamnya terdapat tiga belah pisau. Dan mereka menganggap pisau ini dengan melambangkan kehidupan orang Batak yang menyatu 3 benua yaitu, benua atas, benua bawah, dan benua tonga.
Selain juga melambangkan debata natolu, batara guru/kebijakan, batara sori/keimanan dan kebenaran, batara bulan/kekuatan yang menyertai orang Batak dalam kehidupannya.
6. Senjata Tradisional Sumatera Utara (Piso Karo)

Piso karo adalah senjata tradisional dari Sumatera Utara yang pertama kali dibuat pada abad ke 19 dengan panjang 31 sampai 55 Cm. Untuk pegangannya sendiri terbuat dari kayu rotan dan gadingserta sarungnya ditutupi bahan perak dan suasa.
7. Senjata Tradisional Sumatera Utara (Piso Gading)

Piso Gading adalah senjata tradisional dari Sumatera Utara yang berasal dari daerah Toba dan dibuat pertama kali pada abad ke 19.Bahan pembuatan piso gading sendiri adalah kayu, rotan dan gading dengan panjang seluruhnya sekitar 66 cm dan panjang pisaunya sekitar 48 cm.
8. Senjata Tradisional Sumatera Utara (Sanalenggam)

Piso sanalenggam adalah senjhata tradisional Sumatera Utara yang mempunyai gagang pisau dengan menggambarkan sesosok pria yang kepalanya tertunduk.
9. Senjata Tradisional Sumatera Utara (Piso Toba)

Piso Toba adalah senjata tradisional Sumatera Utara yang bahan pembuatannya dari besi, kayu dan kuningan. Pertama kali dibuatnya alat ini adalah pada abad ke 19.




Makanan Tradisional dari suku ini adalah sebagai berikut:
1. Arsik Nurung Mas
indonesian-medan-food.blogspot.com
Masakan ini membutuhkan waktu hingga berjam-jam untuk membuatnya. Hal tersebut ditujukan agar bumbu dapat meresap dengan sempurna kedalam ikan. Untuk jenis ikan yang digunakan yaitu ikan mas. Namun dapat juga diganti dengan ikan lain sesuai selera. Rasa dari masakan ini yaitu asin, asam dan juga pedas. Nikmat disajikan dengan sayuran pelengkap dan juga nasi hangat. 
2. Babi Panggang Karo

batamliciouz.com
Kalau yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi. Saking populernya, makanan ini dijual di beberapa restoran khas karo yang tersebar di Indonesia. Babi panggang karo biasanya disajikan dengan makanan pelengkap seperti sup daging babi, daun ubi tumbuk yang dicampur dengan parutan kelapa, darah babi yang sudah diolah, sambal, kidu-kidu dan nasi putih hangat.
Makanan ini menjadi ikon khas Sumatera Utara. Belum lengkap rasanya mengunjungi tanah Karo kalau belum menyicipi masakan khas satu ini.









3. Terites

Terites merupakan makanan khas karo yang sangat unik. Dijamin tidak akan ditemukan di daerah lainnya. Makanan ini terbuat dari rumput – rumputan yang ada di dalam usus sapi, kerbau atau kambing.
Jangan khawatir! Rumput ini bukan yang berasal dari usus besar sapi. Sehingga bukanlah rumput yang akan dijadikan kotoran. Melainkan rumput yang berasal dari kantung penyimpanan atau usus sapi. Rumput tersebut hasil dari mamahan mulut sapi yang sudah ditelan lalu akan dimamah kembali. Rumput tersebut kemudian dimasak bersama bumbu-bumbu dan jeroan sapi lainnya.
Walaupun terdengar menjijikkan namun rasanya sangat lezat dan juga memiliki khasiat untuk mengobati sakit perut. Masakan khas Karo ini hanya ditemukan pada saat perayaan adat atau acara-acara besar saja.
4. Gule Kuta-Kuta

pariwisata.karokab.go.id
Bahasa Indonesia dari gule kuta – kuta yaitu gulai ayam kampung. Secara tampilan dan bumbu utama tidak berbeda dengan gulai pada umumnya. Namun ada satu bahan yang menarik di dalam gulai ini, yaitu asam cekala dan juga buang kecombrang.
Penambahan bahan ini membuat aroma gule kuta-kuta semakin sedap. Selain itu didalamnya juga terdapat potongan kentang. Namun ini tidak wajib, dapat ditambahkan sesuai selera saja. Masakan ini sering ditemui pada saat upacara adata. 




5. Manuk Getah

Makanan khas karo ini juga terbuat dari daging ayam kampung. Makanan ini merupakan makanan berkuah yang menggunakan bumbu khas Karo. Namun uniknya, kuah tersebut berbahan dasar darah ayam.
Para wisatawan menggolongkan makanan ini kedalam kuliner ekstrim. Bagi kalian yang penasaran dan merasa tertantang untuk mencicipinya, bisa menemukan masakan ini di beberapa rumah makan yang tersebar di Medan.
6. Kidu-kidu


Makanan satu ini juga termasuk dalam makanan ekstrim khas Karo. Kidu-kidu terbuat dari ulat sagu. Ulat sagu yang digunakan yaitu yang berasal dari bagian dalam pohon aren yang sudah mati. Sebenarnya ulat sagu merupakan larva dari kumbang berkepala merah.
Cara memasak kidu-kidu yaitu dengan membersihkan ulat sagu kemudian menggorengnya. Lalu setelah matang dan garing, ulat sagu dicampurkan dengan kuah yang mengandung rempah- rempah. Remaph-rempah yang digunakan yaitu kunyit, kemiri, bawang putih, bawang merah, kecombrang, dan andaliman.
Walaupun terdengar geli, namun makanan ini terasa lezat dan kaya manfaat. Ulat sagu dipercaya dapat menambah stamina. Karena ulat sagu mengandung asam amino dan kandungan karbohidrat yang tinggi. 
7. Cimpa Unung-Unung


Merupakan makanan khas Karo yang akan Anda temui di setiap perjamuan dan pesta yang diadakan oleh Suku Karo. Makanan yang satu ini sangat unik, karena merupakan makanan peninggalan turun temurun yang hingga saat ini masih dilestarikan oleh penduduk Karo.
Makanan ini terbuat dari adonan beras ketan yang kemudian diisi dengan campuran antara kelapa parut dan gula aren atau gula merah. Setelah dibentuk kecil-kecil, adonan Cimpa Unung-Unung ini kemudian dibungkus dengan Daun Singkut atau biasa disebut sebagai Daun Pisang di daerah Jawa.
Karena campuran bahannya, Cimpa Unung-Unung memiliki rasa manis yang khas. Karena begitu terkenalnya makanan ini, penduduk Karo hampir selalu akan mencari makanan ini di setiap acara Suku Karo yang diadakan besar-besaran.
Bagi mereka, acara besar tanpa Cimpa Unung-Unung seperti ada yang kurang. Oleh karena itu, untuk Anda yang mencari makanan khas Karo, Cimpa Unung-Unung wajib masuk ke dalam daftar kuliner pertama Anda.
8. Cincang Bohan

pariwisata.karokab.go.id
Makanan yang satu ini biasanya disajikan bersama dengan nasi dan ikan teri di dalam acara Suku Karo yang bernuansa gembira, sebagai hidangan makan utama mereka. Terdiri dari campuran daging dan sayur, cita rasa dari Cincang Bohan terkenal sangat enak.
Cincang Bohan ini mencampurkan beberapa sayuran yang unik, seperti daun ubi, jantung pisang, rimbang, inti batang pisang, daun bawang, tomat, kencung, kemiri, kelapa, dan asam cikala. Sayuran tersebut kemudian dicampurkan dengan daging, biasanya bisa daging sapi atau daging ayam.
Setelah dicampur merata, Cincang Bohan kemudian dimasukan ke dalam ruas-ruas bambu yang telah dipotong-potong. Lalu, ruas bambu tersebut diletakan di dekat api untuk dibakar hingga masak, namun tidak langsung mengenai api. Proses pembuatan Cincang Bohan yang menarik ini, membuat banyak orang penasaran untuk mencicipinya.
9. Tasak Telu

Tasak telu memiliki arti tiga masakan. Bukan berarti makanan khas ini terdiri dari 3 masakan yang berbda, namun ada tiga elemen masakan dalam 1 hidangan. Elemen yang pertama ayam dan juga jeroannya yang direbus dengan mencampur berbagai macam bumbu.
Kemudian ayam tersebut dipotong-potong lalu disajikan. Jika ingin memperkaya rasa, ayam dan jeroan tersebut dapat dimasak kembali nenggunakan darah ayam. Elemen kedua yaitu, air rebusan ayam yang tadi dimasak kembali bersama dengan tulang-tulang ayam. Lalu tambahkan cipera dan bumbu – bumbu lannya. Masak hingga matang dan kental.

Nantinya kuah ini akan disiramkan diatas rebusan ayam ketika dihidangkan. Elemen yang ketiga yaitu cincangan sayur. Sayur yang digunakan dapat disesuaikan dengan selera. Sayur-sayur tersebut kemudian dicampurkan dengan parutan kelapa yang sudah dibumbui. Hasilnya mirip dengan urap.
10. Pagit -pagit
srikatana.blogspot.com
Masakan ini mirip dengan terites. Bahan utamanya yaitu rumput yang ada di lambung sapi. Setelah rumput dikeluarkan dari lambung sapi, rumput tersebut diperas hingga beberapa kali. Kemudian air perasannya dimasak untuk dijadikan kaldu.
Agar rumput tidak berbau amis maka dimasak bersama kulit pohon cingkam, susu segar, serai, jahe, asam dan daun jeruk. Kemudian bagian perut sapi atau babat dan sumsum tulang sapi juga dimasak dan disajikan sebagai pelengkap hidangan ini.

Lagu  Daerah
1.BUTET Tak hanya orang dari suku Batak saja, lagu ini bahkan sudah familiar bagi banyak orang diluar suku Batak. Lagu BUTET ini adalah lagu yang mengalun dengan tempo pelan dan mendayu ini memang telah melegenda.
Bagi anda yang belum tahu, Butet merupakan nama panggilan yang diberikan kepada seorang Bayi Perempuan yang belum diberi Nama secara “resmi”. Untuk bayi laki-laki dipanggil dengan sebutan “Ucok”. Lagu Butet merupakan salah satu Lagu Wajib Nasional, yang masuk dalam Kategori Lagu
Perjuangan.
2.NA SONANG DO HITA NADUA Lagu Batak yang banyak dikenal saat ini adalah lagu dengan syair berbahasa Batak Toba. Tidak mengherankan karena memang banyak musisi yang berasal dari salah satu sub etnis suku Batak ini. Pencipta lagu Nahum Situmorang contohnya. Ini salah satu lagunya, Na Sonang Do Hita Nadua yang
berarti Senangnya Saat Kita Berdua. Lagu dan liriknya romantis gimanaaa gituuuu. yang sering dibawakan oleh 
Victor Hutabarat.
3.ANJU AHU Lagu ini menceritakan sepasang kekasih yang sedang dirundung masalah. Si laki-laki tengah memiliki masalah, namun dia berharap si perempuan mengerti apa yang dia alami, agar si perempuan itu menghibur si laki laki itu. Anju berarti Bujuk atau Rayu atau Hibur, Maklum Dalam lagu ini, lebih cocok Bujuk, Hibur dan Maklum.
Dalam bait pertama, Anju Ahu lebih dimaknai sebagai “Maklumi aku”, “Mengerti/Pahami Aku”.Sedangkan dalam bait kedua, Anju ahu lebih dimaknai sebagai “Bujuk Aku”, “Hibur Aku”. Anggi berarti adik.Dalam lagu ini diperluas menjadi adik sayang/kekasih tersayang.
4.SINANGGGAR TULO Berasal dari Tapanuli, lagu Batak ini termasuk salah satu lagu populer yang juga kerap dinyanyikan tidak hanya oleh suku Batak saja, namun juag dinyanyikan dari suku lain. Makna lagu Sinanggar Tulo menggambarkan keluh kesah seorang perjaka yang harus menuruti perintah ibunya, sang wanita yang melahirkannya menginginkan putranya mendapatkan kekasih dari keturunan Marga Tobing dan juga merupakan pariban. Artinya marga dari sang ibu harus sama dengan marga sang calon kekasih dari sang perjaka.
5.DAGO INANG SARGE Lirik lagu rambadia ini adalah tegur sapa orang Batak dengan orang baru atau bisa dikatakan ucapan salam kenal orang-orang Batak. Seperti menanyakan asal dari mana, marga apa, dan lain-lain. Intinya kalau orang Batak kenalan nggak terlalu peduli dengan nama, asalkan marga sama dan satu rumpun semua akan terjalin dengan baik. Kurang lebih begitu arti lirik dan chord lagu daerah rambadia.
Semoga dengan hadirnya lirik dan chord lagu daerah Sumatera Utara Rambadia ini mampu menggugah kita untuk selalu tetap melestarikan budaya-budaya negara kita. Dan mampu mendongkrak lagu-lagu daerah yang mulai tersisihkan oleh perkembangan musik-musik modern yang ada di Indonesia.
6.LISOI Lagu Lisoi merupakan salah satu lagu daerah yang di kembangkan kembali oleh Grup Band Seringgai. Lagu ini asalnya dari Tanah Batak, Sumatera dan diciptakan oleh Nahum Situmorang, seorang pencipta lagu-lagu batak yang sangat legendaris. Makna lagu Lisoi adalah penggambaran pergaulan sosial orang-orang Batak.
7.KETABO Salah satu lagu daerah terkenal dari Sumatera Utara yaitu berjudul “Ketabo”. Ketabo dalam bahasa Indonesia berati “marilah.” Lagu Mandailing ini diciptakan oleh Nahum Situmorang. Lagu Ketabo menceritakan tentang Kota Sidempuan. Ajakan untuk datang ke Sidempuan. Dalam liriknya, disebutkan
bahwa di Sidempuan sedang musim salak. Kita ketahui bersama bahwa Kota Padang Sidempuan dijuluki sebagai “Kota Salak”. Kota ini dikelilingi oleh perkebunan salak terutama di kaki Gunung Lubukraya. Tak hanya daya tariknya dengan buah salak. Lirik Ketabo menceritakan bahwa ketika musim Salak tiba, banyak gadis-gadis yang berjualan. Gadis-gadis itu semuanya cantik-cantik. Jika pelancong datang ke Sidempuan, dan terpincut gadis Sidempuan, berkenalanlah lebih lanjut agar benar-benar saling mengenal. Siapa tahu bisa Markusip. Dalam istilah Mandailing, Markusip berarti memadu kasih.
Markusip ini berarti berkunjungnya seorang pria ke rumah seorang perempuan.
8.MADEKDEK MAGAMBIRI Kalau arti harafiahnya Buah Kemiri jatuh dekat pohonnya. Arti sesungguhnya like father like son, lebih lagi Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik.
9.MARIA TAMONG Lagu Maria Tomong yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara. Lagu ini adalah lagu Nina Bobo yang dipakai untuk menidurkan anak-anak. makna lagu ini adalah kasih sayang seorang ibu yang sedang menidurkan anaknya dengan selendang yang diayun-ayunkan agar anaknya bermimpi indah dan harapan-harapan sang ibu akan anaknya.
10.A SING SING SO A Sing Sing So (ASS), adalah sebuah lagu rakyat yang selama puluhan tahun hingga kini, tetap dikumandangkan diantara ribuan lagu Batak, dari yang klasik sampai yang paling pop. Irama lagunya yang mendayu-dayu tapi dan diciptakan dengan notasi sederhana, membuat lagu ini cepat memasyarakat, bukan hanya dilingkungan parmitu, remaja tapi juga anak-anak.
11. Cikala Le Pong Pong Lagu ini merupakan sebuah lagu tradisional dengan tempo up beat. Lagu ini sangat populer di masyarakat pakpak. Lagu Cikala Le Pong-Pong kerap dinyanyikan baik diacara formal maupun diacara non formal. Lagu lagu yang berasal dari setiap daerah merupakan bukti keberagaman dan kekayaan budaya berupa di Indonesia. Sebagai warga negara yang hidup di tanah air ibu pertiwi sudah sepantasnya kita melestarikan kebudayaan tersebut.
12.SITTOGOL Berasal dari daerah Mandailing, lagu Sitogol merupakan lagu bertempo cepat yang mana isinya mengajak untuk bergembira ria dan melepaskan diri dari rasa susah hati.
13. PISO SURIT Lagu Piso Surit berasal dari tanah Karo, menggambarkan tentang rasa rindu seseorang terhadap kekasihnya yang tak tau dimana rimbanya.
14.ALUSI AU Lagu ini cukup populer di daerah  tanah batak, lagu yg diciptakan oleh Nahum Situmorang ini dikenal sebagai lagu daerah khas sumatera utara. “Alusi au” yg diartikan sebagai “jawablah aku..” yg dinyanyikan oleh trio ambisi.
15. SIK SIK SIBATUMANIKAM Pada dasarnya, arti lagu itu tidak ada, dan dinyanyikan hanya untuk lucu-lucuan saja. Dan lagu rap ini sering digunakan untuk sesi pemanasan. Lagu ini juga cocok sekali jika ditaruh pada awal atau pun akhir dari lagu batak yang lain.
Walaupun Sumatera Utara dihuni oleh suku Melayu dan Batak namun variasi lagu daerah Sumatera Utara banyak didominasi oleh lagu Batak sesuai dengan asalnya. Lagu-lagunya banyak menceritakan tentang hubungan sesama manusia terutama keluarga dan juga mengena percintaan.
Cerita rakyat karo antara lain:

Asal Usul Masyarakat Karo
Putri Hijau
Asal Usul Nama Gunung Sibayak
Asal Mula Danau Lau Kawar
Sejarah Sibayak Lingga
Gertak Lau Biang
Kisah Misteri Gua Kemang (Gua umang)
Anak Kucing Mbiring
Menguak Misteri Begu Ganjang
Misteri Raja Gunung
Beru Ginting Sope Mbelin
Misteri Gunung Sibayak
Misteri Gunung Sibayak II
Pawang Ternalem
Si Beru Dayang (Asal Mula Padi)
Si Jinaka
Cincin Pinta Pinta
Perumah Begu(Hantu Disuruh Kerumah)
Turin - turin Ragum Menci
Yang lainya menyusul.



file doc = ADA DISINI

Comments

Popular posts from this blog

Tari Tradisional Adat Suku Daerah

46 Macam-Macam Profesi & Pekerjaan dan Tugasnya DALAM BAHASA INGGRIS DAN ARTINYA LENGKAP

KLIPING BUDIDAYA 6 HEWAN KESAYANGAN