FILE DOC Suku Bolaang Mongondow rumah tari makanan cerita rakyat lagu
Suku Bolaang Mongondow Dan
Kebudayaannya
Suku
mongondow adalah sebuah etnis yang mendiami kabupaten bolaang mongondow
sulawesi utara gorontalo.sebelum bergabung dengan kabupaten bolaang
mongondow,dulu suku ini memiliki kerajaan yang bernama bolaang mongondow.dan
pada tahun 1958 resmi bergabung kedalam indonesia dan menjadi kabupaten bolaang
mongondow
Asal usul
kata bolaang mongondow
Secara
etimologi bolaang mongondow mempunyai makna kata tersendiri yaitu nama bolaang
berasal dari kata”bolango”atau “bolangon”yang artinya laut.atau dengan istila
lain seperti “bolaang”atau”golaang”yang artinya menjadi terang atau terbuka dan
tidak gelap. “momondow” yang artinya berseru tanda kemenangan. Namun pengertian
secara luasnya adalah kata bolaang atau bolang adalah perkampunagan yang ada di
laut sedangkan mongondow adalah perkampungan yang ada di hutan atau gunung.
Sejarah
Dari cerita
rakyat mengenai asal usul masyarakat mongondow mempercayai bahwa mereka berasal
dari nenek moyang mereka yakni dari pasangan gumalangit dan tendeduata
serta pasangan tumotoiboko dan tumotoibokat. Menurutnya nenek moyang mreka
tersebut tinggal di gunung komasan yang sekarang termaksud ke dalam bintauna.
Keturunan dari kedua pasangan inilah yang kemudian menjadi suku mongondow.
Mata
pencaharian
dahulu mata
pencaharian suku mongondow adalah berburuh, nelayan, mengolah sagu, dan mencari
umbih di hutan dan belum mengenal cara bercecok tanam.
Pimpinan
kelompok mesyarakat
Setiap
kelompok keluarga dari satu keturunan di pimpin oleh seorang bogani. Bogani di
pili dengan persyaratan tertentu dan bisa pria atau wanita, dan syaratnya
adalah:
1. Memiliki kemampuan fisik, (kuat)
2. Berani
3. Bijaksana
4. Cerdas
5. Mempunyai tanggung jawab terhadap
kesejatraan kelompok dan keselamatan dari gangguan musu. Para bogani tdk
sendiri dalam memimpin, mereka di dampingi oleh para tonawat. Tonawat merupakan
orang yang mengetahui perbintangan, ahli penyakit dan pengobatanya, dan petugas
sebagai penasehat pimpinan. Mereka juga mengenal sistem gotang royong untuk
menyelesaikan tugas sejara bersama demi kesejatraan kelompok.
Sistem
kepercayaan
Pada
saat-saat tertentu para bogani akan berkumpul untuk melakukuan permusyawaraan.
Mereka meyakini yang maha kuasa dengan sebutan empu duata yang berkuasa atas
segala sesuatu. Mereka biasanya melakukan upacara ritual sebelum mengerjakan
pekerjaan besar seperti permulaan suatu usaha, kegiatan atau pada saat upacara
pengobatan. Mereka juga selaluh mengompu (menyebut nama empu duata) agar usaha
yang mereka lakukan berkenan dan di kabulkan yang maha kuasa. Dalam
kepercayaannya pantang bagi setiap angota masyarakat untuk melakukan hal-hal
yang jahat, yang tidak berkenan kepada empu duata. Mereka juga memiliki
peraturan yang harus di patuhi jika ada yang melangar akan di kenakan sanksi
antara lain dikucilkan atau di sisihkan dalam masyarakat.
Masa
kerajaan
Pada abad 13
para bogani bersatu membentuk satu pemerintahan kerajaan bagi suku mongondow
yang bernama bolaang yang ber makna lautan. Nama bolaang ini menandakan bahwa
kerajaan ini sebagai kerajaan maritime dan dalam hasil musyawara dari para
bogani, mereka sepakat mengangkat mokodolidute sebagai raja pertama kerajaan
bolaang. Pada abad 16 setelah kepergian raja mokodompit kesiau dalam beberapa
tahun kerajaan bolaang mongondow kosong kekuasaan apa lagi pangeran dodi
mokoago kandidat terkuat untuk calon raja penganti mokodompit tewas
terbunuh dalam suatu insiden dengan suku alifuru di daera pedalaman manado. Di
masa ini pemerintahaan di ambil alih oleh seorang bogani mulantud yang pernama
dou’, setelah putra raja mokodompit yang tinggal di siau telah dewasa, dia di
latih sebagai raja ke 7 kerajaan bolaang mongondow abo’ (pangeran)
tadohe/sadohe ibunya adalah seorang putri kerajaan siau sejak pemerintahannya,
sistem oemerintahan kerajaan bolaang mongondow di tatah kembali. Pada tahun
1901 secara administrasi daera ini termaksu onderafdeling bolaang monondow yang
di dalamnya termaksud bintauna, bolaang uku kaidipang besar dari afdeling
manado di zaman raja salmon manopo (1735-1764) terjadi pertentangan yang sengit
dengan pihak belanda dan berakhir raja salmon di tawan di tahan di buang di
tanjung harapan di afrika selatan. Kejadian ini memicuh protes besar yang di
lakukan oleh suku mogondow, sehinga belanda pun akhirnya mengembalikan raja
bolaang dan sejak itulah nama kerajaan bolaang dengan nama suku empuhnya
kerajaan bolaang ini sehinga menjadi kerajaan bolaang mongondow sampai
sekarang, kerajaan ini resmi berakhir pada 1 julu 1950. Saat itu raja tuang
henny yusuf kornelius manopo mengundurkan diri dan menyatakan bergabung dengan
negara kesatuan repoblik indonesia. Sekarang ini nama mongondow di maknai
sebagai daera pegunungan dan bolaang sebagai dera pesisir.
Masuknya
agama dan pendidikan
Raja bolaang
mongondow yang pertama mendapatkan pendidikan dalah raja jakobus manopo. Waktu
itu ia dibawa oleh pedaggang v.o.c. melalui persetujuan ayahnya lolanda mokoago
(datug binangkang). Jakobus manopo kemudian menjadi raja ke 10 yang
pemerintahan pda tahun 1691-1720, yang di angkat oleh v.o.c. namun pengangkatan
ini tidak di restui oleh ayahnya saat di lantik jakobus manopo menjadi raja
beragama roma katolik. Agama islam masuk pada zaman kerajaan raja cornelius
manopo raja ke 16 (1832), melalui gorontalo. Syarif alowila yang membawa ajaran
islam ke sana. Ia mengawini putri raja tahun 1866. Karena kerajaan sebelum raja
cornelius manopo telah memeluk agama islam, maka agama islam di anggap sebagai
agama raja sehinga sebagian besar penduduk kerajaan bolaang mongondow memeluk agama
islam juga telah turut memengaruhi perkembangan kebudayaan dalam beberapa segih
kehidupan masyarakat. Masuknya agama dan pendidikan telah merubah sistem
kehidupan sosial budaya antara lain: tentang cara pengololaan tanah pertanian
(mulai mengenal penanaman padi dan sawih), adat kebiasaan, pernikahan,
kematian, pembangunan rumah, pengaturan saran perhubungan, media komunikasi dan
lain-lain sebagainya.
Rumah adat
Rumah tempat
tinggal di bolaang mongondow berbentuk rumah panggung dengan sebuah tangga di
depan dan sebuah di belakang. Dengan adahnya pengaruh luar, maka bentuk
rumahpun sudah berubah. Kehidupan sosial masyarakat yang tidak sesuai lagi
dengan perkembangan pembanggunan sekarang ini, banyak telah berubah. Namun
budaya daera yang masih mengandung nilai-nilai luhur yang dapat menjunjung
pembangunan fisik material dan mental spiritual,masih tetap dipelihara dan
dilestarikan.
Sub suku
Suku
mongondow terdiri dari beberapa anak suku yaitu:
1. Bolaang mongondow
2. Bolaang uky
3. Kaidipang besar
4. Bintauna
Bahasa
Suku
mongondow mengunakan bahasa mongondow,bahasa bolango dan bahasa
bintauna.bahasa-bahasa ini masuk kedalam rumpun bahasa filipina, bersama dengan
bahasa gorontalo, bahasa minahasa dan bahasa sangir. Selain itu, suku mongondow
juga mengunakan bahasa melayu manado untuk berkomunikasi dengan masyarakat
sulawesi utara lainnya.
Alat musik
Dari sekian
banyak musik tradisional yang perna dikenal di daerah ini,banyak yang telah
punah dan tidak perna lagi dimainkan. Ada musik instrumental yang berasal dari
luar daerah yang juga telah merakyat seolah-olah musik asli
daerah,misalnya:gambus,rebana,kulintang,dan lain-lain. Alat musik tradisional
sebagai permainan rakyat antara lain:
1. Kantung
2. Rababo
3. Tantabua
4. Bansi’ atau tualing
5. Oli-oli’
6. Dadalo’
7. Bolontung
8. Gimbal
9. Gandang
10. Gulintang
11. Kulintang
Seni tari
Tari tayo
Tari jake’
Tari mosau
Tari rongko atau tari ragai
FILE DOC DISINI
Comments
Post a Comment