FILE DOC Suku Penghulu Jambi rumah, senjata, tari, makanan , cerita rakyat


Description: Hasil gambar untuk SUKU penghulu
Suku Penghulu, adalah suatu masyarakat adat yang bermukim di wilayah kabupaten Sarolangun Bangko, terutama di kecamatan Sungaimanau, Batangasai. Ulu Tabir dan beberapa tempat lainnya. Sebagian kecil terdapat di kabupaten Bungo Tebo.

Suku Penghulu ini adalah termasuk dalam kelompok rumpun Melayu, dan masih berkerabat dekat dengan suku Pindah yang juga menjadi tetangga mereka di wilayah ini. Banyak terdapat kesamaan budaya dan adat-istiadat serta bahasa pada suku Penghulu dan suku Pindah.
Suku Penghulu berbicara menggunakan bahasa Penghulu. Bahasa Penghulu ini sepertinya banyak menyerap dari bahasa Melayu Jambi dan bahasa Minangkabau., atau kemungkinan dahulunya terjadi percampuran antara kedua bahasa tersebut

Masyarakat suku Penghulu ini pada dasarnya secara mayoritas telah memeluk agama Islam. Sebagaimana yang dianut oleh sebagian besar masyarakat di provinsi Jambi. Tetapi dalam keseharian mereka masih meyakini hal-hal gaib dan praktek perdukunan. Sebagian dari mereka masih suka menjalankan kebiasaan menyediakan sesajen.

Suku Penghulu pada umumnya hidup pada bidang pertanian. Mereka mengelola tanaman padi di sawah yang berada di sekitar perkampungan mereka, dan mereka juga bercocoktanam pada tanaman sayur-sayuran di ladang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mereka juga menanam beberapa tanaman keras seperti pohon karet dan kopi. Selain itu mereka juga memelihara hewan ternak untuk menambah penghasilan mereka. Di luar bidang pertanian, banyak yang ikut pada beberapa tempat penambangan emas di daerah itu.

Dalam keseharian masyarakat suku Penghulu memiliki rasa kebersamaan yang sangat kuat di antara mereka. Mereka selaku bergotong royong dalam mengerjakan sawah, yang dalam istilah mereka disebut "menyerayo" atau "parian". Ini adalah kebiasaan yang dilakukan orang penghulu secara turun temurun sejak dari zaman leluhur mereka dahulu.

Description: sejarah-suku-penghulu

Mata Pencaharian Suku Penghulu

Kegiatan utama mata pencaharian emas tidak kelihatan lagi, mungkin karena sudah habis sumbernya. Mata pencaharian utama masyarakat ini sekarang adalah berladang dan bersawah. Ladang-ladang terutama mereka tanami dengan karet yang diusahakan oleh kaum laki-laki. Kaum perempuan biasanya lebih senang bertanam padi di sawah.

Kekerabatan Suku Penghulu

Prinsip hubungan kekerabatan orang Penghulu adalah matrilineal seperti orang Minangkabau. Keluarga intinya termasuk ke dalam keluarga luas terbatas yang berdiam di satu rumah besar. Pasangan yang baru kawin langsung tinggal bersama keluarga pihak isteri. Di lingkungan kekerabatan ini peranan suami kurang berarti, yang lebih banyak berperan adalah saudara laki-laki ibu atau nenek. Sebaliknya si suami lebih banyak berperan di lingkungan keluaga asalnya.

Masyarakat Suku Penghulu

Orang Penghulu berdiam dalam kesatuan hidup menetap yang disebut dusun. Kepala dusun dibantu oleh kerapatan adat yang terdiri dari penghulu suku dan ninik mamak dari setiap kalbu (klen) yang ada dalam dusun itu. Setiap dusun terdiri dari beberapa buah kampung yang dikepalai oleh seorang tuo kampung. Masyarakat Suku Penghulu umumnya telah memeluk agama Islam sebagai kepercayaan yang dianutnya.






Rumah Adat Penghulu Pucuk Suku Caniago Kuantan Singingi

Description: Gambar terkait
  Sejarah pendirian bangunan ini belum diketahui secara pasti, namun keberadaan Rumah Gadang ini tidak terlepas dari sejarah berdirinya Koto Sentajo sebagai daerah pemukiman pertama di wilayah Sentajo. Koto Senjato merupakan sebuah kawasan strategis pemukiman dimana dikelilingi sungai. Koto Sentajo merupakan kawasan memiliki kelengkapan komponen sebagai kota, seperti terdiri dari sarana tempat ibadah (Masjid), Rumah hunian ketua/pemimpin dan masyarakat biasa, serta balai adat
Rumah Chaniago Penghulu Rajo Pucuk Koto Sentajo tepat berada di seberang Masjid Raudathul Jannah.  Rumah ini merupakan rumah adat tempat hunian Penghulu Rajo Pucuk, bangunan berarsitektur tradisional Minangkabau daerah Rantau. Rumah ini menghadap ke arah selatan yaitu ke arah sungai Rutopang dengan dominasi warna putih dan kuning. Bangunan berupa rumah panggung besar setinggi 135 cm yang berkonstruksi kayu. Atap rumah berbentuk Kajang Padati tumpang dua terbuat dari seng.
Bangunan ini terdiri dari 5 ruangan, yaitu di bagian depan barando (sisi selatan), dibagian dalam terdiri dari ruang tamu dan ruang tengah (sisi barat) yang dipisahkan oleh dinding kayu yang dipasang secara vertikal, sebuah kamar tidur (sisi barat), dan ruang dapur (sisi utara) berada di bagian belakang. Tinggi lantai sebagian ruang berbeda. Lantai ruang dalam lebih tinggi 30 cm dari ruang barando, sementara tinggi lantai ruang tamu dan ruang tengah lebih tinggi 20 cm dari lantai yang berada disis timur yang langsung menuju ruang dapur. Bagian depan Barando diberi dinding setinggi ± 50 cm berupa pagar yang dibuat dari tralis papan, ukuran barando 2 m x 2,55 m. Tangga masuk berada di sisi kanan barando (sisi timur). Pintu masuk berada di sisi selatan berukuran 173 cm x 76 cm. Sementara jendela berjumlah 6 buah yaitu, 3 buah di sisi selatan (bagian depan), 1 buah berada di sisi barat, dan 2 buah berada di bagian belakang, yaitu ruang dapur (sisi utara). Dinding rumah terbuat dari papan yang dipasang vertikal. Jendela di bagian depan ukurannya sampai ke arah lantai yang diberi penutup (pagar) dari papan kayu setinggi 50 cm. Pada dinding sisi selatan (depan)  bagian tengah terdapat tedapat hiasan berupa terawangan berbentuk sulur-suluran

Senjata

Masyarakat di Provinsi Jambi terdiri dari berbagai suku adat, antara lain suku kerinci, suku kubu, suku anak dalam, suku batin dan suku melayu. Dari berbagai suku tersebut masing-masing memiliki keragaman budaya dan adat istiadat. Tidak terkecuali senjata tradisional yang berkembang dimasyarakat suku adat di Provinsi Jambi.

4 Senjata Tradisional  yang dikenal antara lain :
1. Senjata Tradisional Jambi - Badik Tumbuk Lada
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiHV9Kit6yLHGIMiwbXEkC_SFbFYz7K5JtdVSACuGZXFV9BQJ9qztsVKrQ6zxHhHySnZsVxu9dpouNd2SUigyFADKHJwx4ggLvmQ1Cac3RzSNh_-JKsivplxGXw1j_C5zpJko2oBKF0QtX/s1600/tumbu-lada.jpgBadik Tumbuk Lada adalah senjata tradisional khas melayu yang ada di Sumatera dan Kepulauan Riau serta Semenanjung Melayu. Senjata tradisional Jambi ini bentuknya seperti badik khas Sulawesi hanya saja pada sarung Tumbuk Lada terdapat benjolan bundar yang dihias dengan ukiran pahat. Sarung senjata ini dilapis dengan kepingan perak yang diukir dengan pola-pola rumit. Bentuk badik tumbu ladak juga menyerupai keris akan tetapi tidak bergelombang. Senjata tradisional dari Jambi ini pada zaman dulu dipergunakan untuk berburu dan berperang. Namun selain untuk berperang Tumbuk Lada pada zaman dulu juga menjadi salah satu kelengkapan pakaian adat di Jambi, Kepulauan Riau, Deli, Siak dan Semenanjung Tanah Melayu.




2. Senjata Tradisional Jambi - Keris Siginjai
 Keris Siginjai adalah senjata tradisional Jambi yang dikenal milik Raja Rangkayo Hitam, seorang raja Jambi yang gagah berani. Disebut Siginjai karena keris ini dahulu sering disimpan dirambut Rangkayo Hitam  sebagai tusuk konde (Ginjai). Sehingga kelamaan keris ini disebut keris siginjai.
Keris Siginjai ini terbuat dari bahan-bahan berupa kayu, emas, besi, dan nikel. Bilah/Wilahan Keris Siginjai panjang lebih kurang 39 cm dan berlekuk (luk) 5. keris Siginjai tidak telah menjadi lambang mahkota kesultanan Jambi sebagai lambang pemersatu rakyat Jambi. Sultan terakhir yang memegang benda kerajaan itu adalah Sultan Achmad Zainuddin pada awal abad ke 20

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzG9gPLspjecH3kmMPDWfblvlpJzVGYtwNGdLLNFt1O8Xzv33htUbP5900c9-dFeSHNhZMZBql-9HxUJOjWeQ5pxiAsVZ1Rmxszo7CA9lyQWAyehlmT2_mpf8Z1sU_tMfQPIIyEw2_KRqC/s1600/keris+siginjai+3.jpg
3. Senjata Tradisional Jambi - Sumpit Suku Kubu
Sumpit sebagai senjata tradisional banyak dipergunakan oleh suku adat yang ada di Indonesia. Tidak terkecuali di Jambi. Di Suku Kubu terdapat sumpit yang dipergunakan masyarakat untuk berburu binatang.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg67qO50vLRVgjDlHExRud3ozjPaZv-jOjuaqBiKuwb1JNVmMrG138ncw-4vY-lNArEymTXGmxJ5jcpTVjtfQA22KEI2a8upCo37qXVd83pm0fexjVWU0bd_5Qc2C8xnKvfOUyADGZaq_Dw/s1600/sumpit.jpg

4. Senjata Tradisional Jambi  - Keris Senja Merjaya

Keris Senja Merjaya menjadi koleksi Museum Nasional juga pada November 1904 dengan nomor inventaris 10920 (E 264). Undang-Undang Piagam dan Kisah Negeri Jambi” menyebut keris Senja Merjaya merupakan keris pemberian Sultan Palembang kepada Pangeran Ratu Anom Martadiningrat sebagai hadiah perkawinannya dengan putri Palembang.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEcP3r5v9dVRM3x3IFEjVfmEG1lVFXk6T2PIN8yyd0RhLZvoBaOwBrCdVborhpHarjXoRNd9P8-3bexu6jK-5xdhH50E9DfmfWqGXFV265nQ_vUMn4hbJF2IRKg_x80q76Fj0n33MGUYJc/s1600/20140908_keris_senja_merjaya.jpg




Tari Tradisional Jambi


1. Tari Tradisional Jambi -  Tari Sekaput Sirih

Tarian Sekapur Sirih merupakan tari tradisional dari Provinsi Jambi yang dibawakan untuk menyambut kedatangan tamu kehormatan yang datang ke Jambi. Tarian Sekapur Sirih ini biasanya dilakukan oleh 12 orang penari terdiri dari 9 orang penari wanita serta 2 orang pria bertugas sebagai pembawa payung dan 1 orang pria sebagai pengawal.

Tarian Sekapur Sirih diiringi oleh musik tradisional khas melayu Jambi yaitu dari suara rebana, gambus, gendang, gong serta alat musik akordion dan biola. Sedangkan para penari Sekapur Sirih menggunakan kostum khas Jambi dengan membawa beberapa properti seperti Cerano (tempat sirih), keris serta payung.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpiTPOgclHZOwE4amwc5O0-lARBHXa7a_7EGXChT7hbOnp8ycus74C1xW0o3gZSE4Ddw2zGnK7WEWELo8QUUIFpr1brEytv8vcBXeuywQSEzasmnYFgmQ1cPB1alDUS_pK7odjnOX5ZUed/s320/tari-sekapur-sirih.jpg


2. Tari Tradisional Jambi -  Tari Selampit Delapan
Tari selampit delapan merupakan tari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi. Tari ini pertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon ketika bertugas pada Dinas Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970-an. Pria kelahiran Padang Sidempuan 7 Juli 1941 ini memiliki bakat yang luar biasa dalam bidang kesenian, terutama seni tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan enerjik membuat dia mudah beradaptasi dengan budaya dan lingkungan setempat. Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat dalam bidang kebudayaan menjadikan dirinya berhasil menangkap pesan terdalam dari pergaulan masyarakat yang kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama Tari Selampit Delapan. 

Tari Selampit Delapan ini menggambarkan kekompakan, dan kekompakan itulah yang menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Tari Selampit Delapan terkandung sebuah pesan yang dalam tentang makna sebuah pergaulan, bahwa pergaulan yang baik dilandasi oleh keimanan, saling menghargai, dan berperilaku bijaksana. Tentunya pandangan ini tidak terlepas dari falsafah hidup masyarakat Jambi yang memegang teguh nilai-nilai keimanan sebagai landasan dalam setiap pergaulan. Tarian Selampit Delapan ini dibawakan oleh 8 orang penari (4 pasang muda mudi) yang masing-masing membawa kain. Kain yang mereka bawa diatur sedemikian rupa serasi dengan koreografi sehingga membantuk 1 ikatan yang kuat.
Dalam perkembangannya, tari selampit delapan tersebut kemudian ditetapkan menjadi salah satu tarian khas Provinsi Jambi. Tari Selampit Delapan ditampilkan pada acara-acara pesta adat, atau acara promosi budaya.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU7G9jGFFTA7IBAoq8_evqEEVZqJWm5k9m2-QFox204M5xfWAe7n-eMl-JiEAjGr4GcsoYbSjG5Gmbv0pXymnj_33Ky6RkIwtWK50MYV98mBX7lLglSx42gNJjSId5gdexYzh6LZDRbAXa/s320/tari+selampit+delapan.jpg

3. Tari Tradisional Jambi -  Tari Inai
Tari Inai adalah tarian tradisional yang bisa ditemui dalam keseharian tradisi masyarakat Kuala Jambi, Desa Teluk Majelis,  Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Tari Inai ini ditampilkan pada acara adat perkawinan. Gerakan dari tari inai berpola pada gerakan pencak silat yang merupakan salah satu olahraga bela diri dalam masyarakat Melayu pada umumnya.

Tari Inai ini diiringi oleh hendakan musik patam-patam yang merupakan iringin musik dari alat musik biola, akordion, serunai, gong dan hentakan kendang ronggeng.

Adapun fungsi dari tari inai ini adalah sebagai eksprtesi ritual yaitu menjaga calon mepelai wanita dari gangguan-gangguan supernatural yang berasal dari manusia atau makhluk halus. Selain itu tari inai dari Jambi ini memiliki fungsi sebagai ungkapan estetik dan hiburan.

Penari inai terdiri dari 5 atau 7 pasang penari yang memakai busana adat Melayu. Kepala ditutup dengan memakai peci dan mengenakan baju baju Gunting Cina atau baju Kecak Musang dan celana panjang longgar.  kemudian memakai sesamping yaitu kain sarung atau songket yang dibentuk segitiga atau sejajar dan diikatkan ke pinggang tepatnya di atas lutut. Properti yang digunakan pada tarian berfungsi sebagai pelengkap saja atau juga sebagai alat pendukung gerak tari tersebut.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDfQrCgJoPvrZKJXTaqGr2ib6By5EW6H5Bm7oW2sxGKpuJ8-l_IdIJpZCeyJ8hzi7RR_Odiuw23BQDf_Qx6RPhcYivXkUd5NlHGF3rMizwusd-ynNy1z8z9EK_RuK3sJ0gufQPxoDISft6/s400/tari+inai.jpg

4. Tari Tradisional Jambi -  Tari Tauh
Tari Tauh Jambi merupakan tarian tradisional yang menggambarkan pergaulan atau hubungan muda mudi. Tari Tauh Jambi ini sudah ada sejak zaman dahulu sampai sekarang, khususnya didaerah Lekok 50 Tumbi Lepur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Bungo, Jambi.

Seperti halnya beberapa tari tradisional Jambi yang sudah kita kenal diatas, tari tauh ini dibawakan oleh beberapa penari secara berpasangan (4 orang penari wanita dan 4 orang penari pria) dengan menggunakan pakaian tradisi melayu.

Tari Tauh diiringi oleh musik tradisional Jambi yang dibunyikan dari alat musik  kalintang kayu, gong, gendang dan biola, dengan lagu pengiring krisnok dan pantun pantun anak muda.

Tari tauh ditampilkan pada acara-acara resmi yang diadakan pemerintah maupun masyarakat pada umum pada acara pesta perkawinan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhydpRsCTXFfLt7njygeyf7wvKrzAEQgmLgzuPeqg6nXy1vWf5jOqGPZpid36jP3OrYO4HFNUK3uqcKP7mhJclX5ctAq0StZRtp22AVBamDlOEpJ_vW-3OyqNzAUCbj0F5FkQSnd0VlNR7l/s320/Tari-Tauh-Rantau-Pandan.jpg

5. Tari Tradisional Jambi -  Tari Nitih Mahligai
Tari Nitih Mahligai adalah tari tradisional yang diadaptasi dari upacara adat masyarakat Kerinci yaitu "Niti Naik Mahligai". Tari Nitih Mahligai ini ditata oleh Epa Bramanti Putra.

Upacara Niti Naik Mahligai  sendiri adalah sebuah upacara yang dulu dilakukan untuk memilih pemimpin di kerajaan yang terdapat di Bukit Kaco, batas antara Kerinci dan Bungo.

Menurut penuturan Epa Bramanti Putra sebagai keturunan langsung Ratu Kerajaan Bukit Kaco, seseorang akan diangkat sebagai apabila sang calon telah melewati beberapa tahap seleksi yang  terdiri ;
-          meniti pecahan kaca
-          meniti berbagai macam duri tumbuhan
-          meniti bara api
-          meniti bambu runcing
-          meniti/masuk ke dalam api besar
-          meniti tanggu berayun
-          duduk di daun nyiru/awing-awang
Prosesi  Nitih Naik Mahligai ini diadaptasi menjadi sebuah pertunjukan. Sedangkan tarian nitih mahligai diiringi dengan beragam alat musik antara lain Gendang serta diiringi dengan lantunan ‘Nyahu’ (vocal) sang pawang, sedangkan penari bergerak mengikuti irama musik dengan gerakan tari Aseik.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7j1jjBuOarc2d2ZZojA4NktMi6SFMrUyW1oDLUlsaSR-2cJClhKNbJpTezKSCwvPIETx0uapGkDNmdLNe5-LvUfA8zBme6Qb7eo22QTRbxzvSkvzogWjxhx7ydow9-GBHcgnmbIXLR4rO/s1600/Tari+Niti+Mahligai.jpg

Lagu Daerah Provinsi Jambi
1. Lagu Daerah Provinsi Jambi - Batanghari
Siang tebayang bamimpi malam lah bamimpi
Anaklah Jambi jangan lah di kenang
Siang tebayang bamimpi malam lah bamimpi

Jalanlah jalan ke Ojong Jabong
Singgah sebentar di Penyaguan
Oy rindu dan dendam dik oy idaklah tetanggong
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Rindu dan dendam dik oy idaklah tetanggong
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Pegi besantai ke Tanggo Rajo
Nampaklah jelas Jambi Seberang
Maulah ku pinang dek oy apolah kan dayo
Sudahlah nasib orang diambeklah orang
Maulah ku pinang dek oy apolah kan dayo
Sudahlah nasib orang diambeklah orang

Batanghari kebanggaan Jambi
Sungai tepanjang sebatas negeri
Pojoklahnyo hati dek oy bawaklah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
Pojoklah hati dek oy bawaklah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari


2. Lirik Lagu Daerah Provinsi Jambi - Dodoi Si Dodoi
Buah hatiku junjungan jiwa
Buah hatiku junjungan jiwa
Tidurlah tidur hai anak
Ibu dodoikan ya sayang

Dodoi si dodoi

Janganlah anak suka menangis
Janganlah anak suka menangis
Ayahmu jauh ya anak dirantau orang ya sayang
Ayahmu jauh ya sayang dirantau orang ya sayang

Dodoi si dodoi

Tidurlah anak dalam ayunan
Tidurlah anak dalam ayunan
Tidurlah nyenyak ya sayang
Sambil kubuai ya sayang

Dodoi si dodoi

Janganlah anak suka menangis
Janganlah anak suka menangis
Ayahmu jauh ya anak dirantau orang ya sayang
Ayahmu jauh ya sayang dirantau orang ya sayang

Dodoi si dodoi


3. Lirik Lagu Daerah Provinsi Jambi - Injit Injit Semut
Jalan jalan ke Tanah Deli
Sungguh indah tempat tamasya
Kawan jangan bersedih
Mari nyanyi bersama sama

Kalau pergi ke Surabaya
Naik prahu dayung sendiri
Kalau hatimu sedih
Ya rugi diri sendiri

Naik prahu ke Pulau Sribu
Sungguh malang nasibku
Punya teman diambil orang
Ramai sungguh Bandar Jakarta
Tempat orang mengikat janji
Walau teman tak punya hati
Senang dapat bernyanyi

Reff :
Injit injit semut
Siapa sakit naik diatas
Injit injit semut walau sakit
Jangan dilepas

Cerita Rakyat Jambi : Asal Muasal Bukit Kancah

Description: Cerita Rakyat Jambi Asal Usul Bukit Kancah
Cerita Rakyat Jambi Asal Usul Bukit Kancah
Di dalam sebuah hutan yang lebat di Negeri Tanjung, hidup tiga orang kakak beradik, Kakak Sulung dan Kakak Tengah adalah laki-laki dan Si Bungsu seorang perempuan. Semenjak orangtua mereka meninggal, mereka hanya tinggal bertiga di hutan dan tidak pernah berinteraksi dengan orang lain. Mereka bertiga terkenal sakti, karena setiap hari mereka berteman dengan berbagai jenis siluman.
Suatu saat, Negeri Tanjung mendapat ancaman penyerangan dari negeri tetangga. Sang Raja merasa gundah, karena negeri tetangga sangat kuat. Lalu, Raja bermaksud meminta pertolongan kedua laki-laki dari tiga bersaudara tersebut. la mengutus pengawalnya mencari Si Sulung dan Si Tengah untuk datang ke istana sebelum bulan purnama tiba.
Kakak Sulung dan Tengah mempertimbangkan permintaan Raja untuk membela Negeri Tanjung. Namun, mereka ragu meninggalkan adik bungsu mereka sendirian di hutan. Kakak Sulung dan tengah khawatir, adik mereka akan diganggu oleh makhluk lain atau binatang buas. Kemudian, mereka bertiga berunding mencari jalan terbaik untuk keselamatan adik mereka.
"Kak, begini saja. Selama kita pergi, adik bungsu kita tutup dengan sebuah kancah atau kuali yang besar. Lalu, kakak bacakan mantera, sehingga adik tidak akan dapat dilihat oleh makhluk apa pun," kata Kakak Tengah.
"Idemu bogus, Dik. Baiklah, sebelum besok kita berangkat ke istana kita lakukan idemu itu," kata Kakak Sulung.
Hari berganti dan kedua kakak beradik ini harus segera menuju ke istana. Ketiga bersaudara itu duduk berkeliling. Mereka berpegangan tangan dengan sedih, karena sebentar lagi akan berpisah dengan adik bungsu mereka. Selama ini mereka tidak pernah terpisahkan. Mereka berpelukan sambil menangis.
Tibalah saatnya, Kakak Tengah mengambil sebuah kancah dan menutupkannya dengan tubuh Si Bungsu di dalam kancah tersebut. Lalu, Kakak Sulung membacakan mantera di hadapan kancah yang berisi adik mereka. Setelah selesai membacakan mantera, kancah tersebut menghilang dari pandangan.
"Nah, adikku sayang, sekarang kau aman, karena tiada seorang pun yang dapat melihatmu. Kakak berdua akan segera kembali padamu," kata Kakak Sulung.
Dengan perasaan sedih, Kakak Sulung dan Kakak Tengah meninggalkan si bungsu. Mereka menuju istana dan siap untuk membantu kerajaan menghadapi musuh.
Kakak beradik ini ditunjuk sebagai panglima perang oleh Raja. Dengan kehebatan mereka dan juga bantuan dari para siluman hutan, mereka berhasil memenangkan pertempuran.
Setelah memenangi pertempuran ini, Raja mengangkat keduanya menjadi hulubalang istana. Hal ini membuat iri beberapa hulubalang lainnya. Kemudian, para hulubalang berusaha menjatuhkan kakak beradik itu dengan bekerja sama dengan musuh untuk menghancurkan Negeri Tanjung.
Raja Negeri Tanjung meminta mereka untuk menghadapi serangan para hulubalang yang sudah berkhianat. Kakak beradik yang sakti itu merasa ragu, karena mereka akan berhadapan dengan kawan-kawan mereka sendiri.
Raja membujuk mereka untuk segera bertindak. Dalam pertempuran ini, Kakak Sulung gugur, karena ia tidak bisa menggunakan kemampuan manteranya dalam keadaan masih penuh keraguan untuk berperang melawan kawan-kawannya sendiri.
Kakak Tengah sangat terpukul dengan kematian kakak sulung, ia lalu berusaha sekuat tenaga memenangi pertempuran tersebut hingga akhirnya Negeri Tanjung pun berhasil mengalahkan musuh.
Sebagai rasa terima kasih, Raja Negeri Tanjung lalu menikahkan putrinya yang cantik dengan Kakak Tengah. Ia berharap Kakak Tengah dapat menjadi penggantinya kelak memimpin Negeri Tanjung.
Usai pesta pernikahan, Kakak Tengah minta izin kepada Raja untuk pulang ke kampung halamannya. Ia bermaksud mencari adiknya.
Pertemuan dengan adiknya sungguh mengharukan. Kakak Tengah menangis sambil memeluk kancah besar yang dipakai untuk menutupi adiknya. Kini, adiknya tidak dapat terlihat lagi, karena hanya Kakak Sulung yang bisa membacakan manteranya. Ia hanya dapat mendengar suara adiknya tanpa bisa melihat wujudnya lagi. Si Tengah menangis sambil memeluk kancah tersebut. Kepada adiknya ia menceritakan bahwa kakak mereka telah tiada. Si Bungsu menangis tersedu-sedu. Mereka saling melepas rindu dengan bercakap-cakap.
Setelah puas bercakap-cakap, Kakak Tengah minta izin kepada adiknya untuk kembali ke istana.
"Tunggulah, adikku. Kakak pasti akan mencari cara untuk membebaskanmu sehingga kau dapat terlihat kembali," janji Kakak Tengah. Adik Bungsu kembali menangis tersedu-sedu.
Si Tengah kembali ke kerajaan.
Ia terus berpikir bagaimana cara menyelamatkan adiknya. Namun, sampai bertahun-tahun ia belum menemukan caranya.
Sementara itu di hutan, kancah yang menutupi Si Bungsu semakin lama semakin membesar. Di bagian atasnya ditumbuhi pepohonan sehingga kancah itu berubah menjadi sebuah bukit. Bukit itu dinamakan Bukit Kancah.
Pesan moral dari Cerita Rakyat Jambi : Asal Usul Bukit Kancah adalah kita harus selalu menyayangi saudara kita. jangan mengorbankan persaudaraan untuk kepentingan pribadi.


Makanan Khas Jambi
1.       Kue Srikaya
Description: https://i1.wp.com/3.bp.blogspot.com/-fw5Vx0N5Vs8/VFA4p_wMZBI/AAAAAAAAAEw/14ofL_XBaUA/s1600/page.jpg?resize=320%2C320&ssl=1
Dari namanya pasti banyak yang mengira kue yang satu ini terbuat dari olahan buah srikaya. Srikaya adalah buah yang biasa dijadikan sebagai sirup dan selai. Naum kue ini bukanlah kue yang terbuar dari buah srikaya walaupun dari namanya mengatakan begitu.
Kue srikaya terbuat dari tape yang oleh dengan santan yang kemudian diberi pewarna alami hijau yaitu daun pandan. Selain menjadi pewarna alami daun pandan ini juga menjadikan rasa dari kue ini begitu nikmat dan gurih untuk disantap sebagai cemilan.
2.                   Jus Pinang
Description: https://i1.wp.com/1.bp.blogspot.com/-9WwI4BL8U9U/TbhFUozYTaI/AAAAAAAAASE/u4jsGmfgWPY/s1600/030410132556.jpg?resize=320%2C427&ssl=1
Berbeda dengan kue srikaya yang tida terbuat dari buah srikaya, jus pinang adalah jus yang benar-benar terbuat dari buah pinang yang diberi tambahan jahe merah dan gula merah, pandan, cengkeh, serai, dan kulit manis.
Jus ini juga dipercaya bisa menambah daya tahan tubuh meningkatkan stamina dan mengobati sakit masuk angin.
Pada umunya jus pinang dicampur dengan telur ayam kampung dan agar mendapatkan khasiatnya lebih maksimal terkadang jus ini dicampur dengan berbagai jenis rempah-rempah.
3.                   Nasi Gemuk
Description: https://i0.wp.com/1.bp.blogspot.com/-PHa9NBdQV6o/Tbj7RWgAK_I/AAAAAAAAAe4/VBBIzlkHHNY/s320/2457887623_15dcecb2fc.jpg?resize=320%2C240&ssl=1
Nasi Gemuk adalah makanan khas Jambi yang bisa anda dapatkan di Malaysia dan Singapura namun memiliki nama berbeda. Jika di Malaysia dan SIngapura makanan ini disebut dengan nasi lemak.
Nadi Gemuk sendiri adalah salah satu makanan yang termasuk kedalam nasi rasa. Makanan ini adalah menu favorit bagi para masyarakat Jambi untuk mengisi sarapan mereka. Nasi Gemuk adalah makanan yang terbuat dari nasi, santang, daun salam, daun pandan serta daun jeruk.
 file doc di sini

Comments

Popular posts from this blog

KLIPING BUDIDAYA 6 HEWAN KESAYANGAN

46 Macam-Macam Profesi & Pekerjaan dan Tugasnya DALAM BAHASA INGGRIS DAN ARTINYA LENGKAP

FILE DOC SUKU SAMIN rumah adat , makanan, lagu , tari , cerita rakyat